Penulis : Devita Aida Arisanti, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta.
Pernah tidak, kamu duduk di depan laptop dengan banyak tab tugas terbuka, pikiran bercabang, dan perasaan ingin menyerah total? Kalau iya, kamu tidak sendiri. Dunia perkuliahan bagi banyak orang, bukan Cuma tempat belajar, tapi juga ladang stres yang penuh tekanan nilai, tugas, organisasi, ekspektasi orang tua, dan kecemasan masa depan berbaur menjadi satu. Dalam situasi itu, saran untuk “berpikir positif” terdengar klise.
Tapi, benarkah berpikir positif itu hanya omong kosong saja?
Tekanan Akademik: Nyata dan Tidak Bisa Diabaikan
Kita semua tahu, jadi mahasiswa bukan perkara mudah. Bukan hanya tentang ikut kuliah dan bikin tugas. Ada hari di mana bangun pagi saja butuh perjuangan. Apalagi kalau malam sebelumnya begadang karena revisi tak kunjung selesai. Belum lagi rasa bersalah ketika nilai ujian tak sesuai harapan, atau saat merasa tertinggal dari teman-teman yang sudah dapat magang, kerja freelance, bahkan memiliki banyak pencapaian di LinkedIn.
Melansir Katadata (2023), lebih dari 50% mahasiswa Indonesia mengalami stres berat karena tekanan akademik. Angka ini seharusnya jadi alarm. Kita terlalu sering meremehkan beban mental mahasiswa, padahal efeknya bisa serius mulai dari penurunan performa hingga gangguan kesehatan mental.
Apa Sebenarnya Berpikir Positif Itu?
Sayangnya, konsep berpikir positif sering disalahpahami. Banyak orang menganggapnya sebagai bentuk penyangkalan atau pemaksaan untuk “selalu bahagia.” Padahal, menurut psikolog Carol S. Dweck dalam bukunya Mindset (2006), berpikir positif lebih dekat dengan growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan bisa berkembang seiring usaha.
Artinya, bukan berarti kita tidak boleh merasa sedih, kecewa, atau gagal. Tapi kita bisa belajar untuk melihat bahwa rasa sakit itu bagian dari proses. Kita boleh mengeluh, tapi setelah itu, kita tetap berjalan dan tidak menyerah.
Menurut Harvard Health Publishing (2021), berpikir positif secara ilmiah bisa menurunkan stres dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah. Bukan hanya mitos atau motivasi belaka, tetapi cara kerja otak yang memang merespons secara berbeda saat kita mengubah cara berpikir.
Belajar Optimis Tanpa Menolak Kenyataan
Berpikir positif bukan berarti “semuanya akan baik-baik saja.” Kita tahu tidak selalu begitu. Tapi sikap ini membuat kita bertanya “Apa yang bisa aku lakukan sekarang?”.
Misalnya, saat nilai ujian jelek, bukannya langsung menyimpulkan diri “aku gagal,” kita bisa berpikir, Oke, ini belum sesuai harapan. Tapi mungkin aku bisa coba metode belajar lain. Atau minta saran dari dosen atau teman. Dari sini, fokus kita berpindah dari rasa kecewa ke arah tindakan yang lebih produktif.
Dan yang paling penting adalah berpikir positif bukan berarti harus sendirian. Kita bisa tetap positif sambil mengakui bahwa kita butuh bantuan. Butuh istirahat. Butuh teman cerita. Positif itu bukan soal senyum terus, tapi memilih tetap melangkah meskipun berat.
Praktik Sederhana agar Lebih Positif
Tentu, berpikir positif itu proses dan tidak instan. Ada beberapa cara yang bisa dimulai :
1.Tulis hal-hal baik yang terjadi hari ini, sekecil apa pun. Misalnya, “Tugas selesai tepat waktu” atau “Ketemu teman yang ngajak makan bareng.”
2.Ubah cara bicara pada diri sendiri. Ganti “Aku nggak bisa” jadi “Aku belum bisa, tapi aku bisa belajar.
3.Batasi perbandingan sosial, apalagi dari media sosial. Kita tidak tahu perjuangan di balik pencapaian mereka.
4.Berani minta tolong. Kalau merasa terkendala, ngobrol sama teman atau konselor kampus bisa sangat membantu.
Menurut Verywell Mind, hal-hal kecil seperti ini bisa berdampak besar terhadap cara kita melihat dan menjalani hidup.
Kita Tidak Harus Sempurna, Cukup Bertumbuh
Di dunia yang memuja produktivitas dan pencapaian, kadang kita lupa bahwa jadi manusia biasa pun tak apa. Kita boleh gagal, kita boleh lelah. Tapi selama masih mau mencoba, itu sudah cukup luar biasa.
Berpikir positif bukan jalan pintas menuju kebahagiaan, tapi bekal agar kita tidak menyerah terlalu cepat. Karena dalam realitas keras dunia perkuliahan, harapan dan keyakinan pada diri sendiri bisa jadi hal paling berharga yang kita punya.
Jadi, kalau hari ini terasa berat, tak apa. Tarik napas, istirahat sejenak, lalu lanjutkan langkahmu. Kamu sedang belajar, dan itu sudah hebat.