Penulis : Devita Aida Arisanti,Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
Coba pikirkan ini, berapa kali dalam seminggu kamu merasa hidupmu berjalan tidak sesuai rencana? Mungkin tugas atau kerjaan yang menumpuk, rencana batal, atau ekspektasi nggak sesuai kenyataan. Rasanya semua serba salah dan kamu hanya ingin menyerah. Wajar kok. Tapi pernah tidak, kamu bertanya “Kalau aku melihat ini dari sisi lain, mungkin semuanya nggak seburuk itu?”
Berpikir positif bukan berarti mengabaikan kenyataan pahit. Ini juga bukan tentang pura-pura bahagia atau menutupi kesedihan. Justru, ini tentang bagaimana kita memilih sudut pandang tentang bagaimana kita menyikapi kenyataan tanpa harus mengeluhkan yang terjadi.
Bukan Tentang “Selalu Bahagia”, Tapi Tentang Bertahan
Banyak yang mengira berpikir positif itu artinya harus selalu ceria. Padahal tidak sesederhana itu. Kita boleh lelah, kecewa, bahkan menangis. Tapi berpikir positif mengajarkan kita untuk tetap percaya bahwa setelah semuanya, kita akan tetap bisa bangkit.
Menurut Mayo Clinic, berpikir positif bisa membantu menurunkan tingkat stres, meningkatkan sistem imun, bahkan memperpanjang usia. Jadi ini bukan hanya tentang “niat baik” tapi juga tentang kesehatan baik mental maupun fisik.
Aku sendiri pernah berada di titik di mana segala hal terasa berat dan hampir ingin menyerah di saat itu.
Tapi saatnya untuk mulai mencoba mengubah cara berpikir dari “aku nggak sanggup” jadi “aku bisa coba pelan-pelan”, perlahan semuanya mulai terasa lebih ringan. Bukan karena masalahnya hilang, tapi karena aku tidak lagi melawannya sendirian dengan kepala penuh pikiran negatif.
Saat Dunia Tak Bisa Diubah, Ubahlah Cara Pandangmu
Kita sering merasa ingin mengendalikan semua hal. Tapi kenyataannya, tidak semua sesuai keinginan. Kadang, justru hal-hal yang tak bisa kita ubah itu yang jadi guru terbesar. Di sinilah pola pikir positif kita bekerja bukan untuk menghindar dari kenyataan, tapi untuk membuat kita tetap kuat saat menghadapinya.
Dilansir dari Healthline, orang yang punya pola pikir negatif kronis lebih rentan terhadap gangguan mental seperti stres berlebihan atau depresi. Sementara mereka yang berpikir positif cenderung punya daya tahan psikologis lebih tinggi. Ini bukan soal siapa yang lebih kuat, tapi siapa yang mau belajar melihat dari sudut pandang baru.
Optimisme Realistis, Jangan Cuma Berharap, Tapi Bergerak
Berpikir positif juga bisa menjebak kalau tidak disertai tindakan. Kadang kita terlalu fokus berpikir “semua akan baik-baik saja” tapi lupa bergerak. Padahal, optimisme sejati bukan soal berharap keajaiban, tapi soal tetap bergerak walau hasil belum terlihat.
Seperti yang ditulis oleh Carol Dweck dalam buku Mindset, orang yang punya growth mindset akan memandang kegagalan sebagai bagian dari proses belajar. Jadi ketika kita berpikir positif, kita bukan sedang menipu diri sendiri, tapi sedang memberi kesempatan pada diri untuk tumbuh.
Cara Praktis Biar Agar Dapat Berpikir Positif
Berpikir positif bisa dilatih. Tidak harus langsung jadi orang paling optimis sedunia. Tapi kamu bisa mulai dari hal kecil:
Sadari apa yang kamu katakan ke diri sendiri.
Mulai perhatikan narasi dalam pikiranmu. Ganti “aku payah banget” jadi “aku sedang belajar.” Kedengarannya sederhana, tapi dampaknya besar.
Kelilingi diri dengan energi yang baik.
Teman yang suportif, lingkungan yang sehat, dan konten yang positif bisa bantu menjaga pikiran tetap jernih. Hindari terlalu sering terpapar berita buruk atau drama yang bikin overthinking.
Latihan bersyukur.
Coba tulis tiga hal yang kamu syukuri setiap malam. Tidak harus besar. Bahkan “hari ini aku masih bisa makan enak” juga patut disyukuri.
Ganti fokus: dari masalah ke solusi.
Setiap kali kamu terjebak dalam keluhan, coba tanya: “Apa yang bisa aku lakukan sekarang?” Kadang jawabannya tidak langsung muncul, tapi pertanyaan itu akan mengarahkanmu pada langkah kecil berikutnya.
Penutup: Kita Bisa Mulai dari Hari Ini
Berpikir positif bukan tentang hidup yang selalu lancar. Tapi tentang bagaimana kita tetap berjalan meski dihadang banyak rintangan. Ia bukan solusi instan, tapi sebuah proses.
Hidup memang nggak mudah, dan kadang terasa terlalu berat untuk dijalani. Tapi selama kita masih mau mencoba melihat sisi baik dari keadaan, selama kita percaya bahwa ada hal-hal baik yang menanti, maka kita masih punya harapan.
Karena pada akhirnya, hidup ini bukan soal menghindari badai, tapi belajar menari di tengah hujan. Dan itu semua, dimulai dari cara kita berpikir.