Membangun Koneksi, Menumbuhkan Makna: Kekuatan Sebuah Hubungan Positif

Thu, 5 Jun 2025 13:26:19 Dilihat 106 kali Author gerbang nusantara
WhatsApp Image 2025-06-05 at 21.18.17

Penulis: Diky Fahillah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Di era serba cepat seperti sekarang, manusia makin terhubung oleh teknologi namun sering merasa semakin terasing dalam relasi nyata. Ironisnya, di tengah maraknya “follow” dan “add friend”, justru hubungan yang benar-benar bermakna makin sulit ditemukan. Padahal, penelitian psikologi modern menunjukkan bahwa hubungan positif baik dengan keluarga, teman, pasangan, maupun rekan kerja bukan hanya menyenangkan secara emosional, tapi juga berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental.

 

Mengutip Harvard Study of Adult Development, sebuah studi longitudinal yang berlangsung lebih dari 80 tahun, ditemukan bahwa hubungan sosial yang baik adalah indikator paling kuat dari kebahagiaan dan umur panjang. Bukan kekayaan, bukan ketenaran, bukan karier cemerlang. Menurut direktur risetnya, Robert Waldinger, “Orang yang lebih terhubung secara sosial dengan keluarga, teman, dan komunitasnya, cenderung lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama dibandingkan mereka yang kurang terhubung.”

 

Mengikis Stres, Meningkatkan Resiliensi

 

Hubungan positif bertindak sebagai penyangga stres dalam kehidupan sehari-hari. Melansir American Psychological Association (APA), individu yang memiliki dukungan sosial yang kuat akan lebih mampu menghadapi tekanan dan pulih dari kondisi sulit. Saat seseorang merasa didengar dan dipahami, sistem saraf menjadi lebih stabil, hormon stres seperti kortisol menurun, dan bahkan sistem imun tubuh bekerja lebih optimal.

 

Dalam konteks pekerjaan atau pendidikan, misalnya, rekan yang saling menghargai dan berempati menciptakan atmosfer kolaboratif yang menurunkan konflik dan meningkatkan produktivitas. Lingkungan kerja yang sehat bukan hanya soal target dan efisiensi, tetapi juga hubungan antarmanusia di dalamnya.

 

Tantangan di Tengah Era Individualistik

 

Meski manfaat hubungan positif begitu nyata, nyatanya tantangan untuk membangunnya juga besar. Kita hidup dalam era individualistik, di mana pencapaian personal sering dianggap lebih penting daripada kebersamaan. Budaya hustle yang diagung-agungkan justru sering mengorbankan waktu untuk membina relasi.

 

Generasi muda, khususnya Gen Z, tumbuh dalam lanskap digital yang memudahkan komunikasi tapi sering menggantikan kedalaman dengan kecepatan. Banyak yang merasa kesepian meski aktif di media sosial. Menurut survei yang dilakukan oleh Cigna Global pada 2021, 61% responden usia 18–25 tahun di seluruh dunia mengaku merasa kesepian secara rutin, tertinggi di antara semua kelompok usia.

 

Kita Butuh Lebih dari Sekadar Interaksi

 

Hubungan positif tidak lahir dari sekadar mengenal atau berinteraksi, tetapi dari kualitas perhatian dan keterlibatan emosional yang diberikan. Artinya, penting untuk benar-benar hadir dalam percakapan, mendengarkan tanpa menyela, serta menunjukkan empati dan penghargaan atas keberadaan orang lain.

 

Upaya membangun koneksi yang tulus memang tidak instan. Namun, setiap waktu dan energi yang kita investasikan akan kembali dalam bentuk yang lebih besar: makna hidup, kebahagiaan, dan ketahanan menghadapi tantangan.

 

Jangan Remehkan Pelukan dan Percakapan

 

Kadang, kita lupa bahwa manusia bukan sekadar makhluk rasional, tapi juga makhluk relasional. Hubungan positif bukan sekadar bonus hidup, melainkan kebutuhan dasar yang membentuk cara kita melihat dunia dan menjalani hari. Di tengah dunia yang terus berubah, koneksi yang hangat dan bermakna justru menjadi jangkar agar kita tetap waras dan utuh sebagai manusia.

 

Maka, jangan remehkan kekuatan sebuah pelukan, tawa bersama, atau percakapan tulus yang datang dari hati. Itu semua bukan basa-basi. Itu adalah terapi.

Baja Juga

News Feed

UU Reformasi BUMN Disahkan, Menteri & Wamen Dilarang Rangkap Jabatan, tapi…

Mon, 6 Oct 2025 09:55

Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)….

Etika Jurnalistik Indonesia: Menjaga Kredibilitas di Tengah Dinamika Digital

Mon, 6 Oct 2025 06:26

Oleh: Sabrinna Az Zahra Di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan, etika jurnalistik di Indonesia menjadi isu yang…

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor