Penulis: Raisha Ananda, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Kehidupan berkembang semakin modern serba cepat, tekanan yang bisa muncul tidak terduga membuat sakit kepala, baik buruknya informasi sosial yang diterima dari sosial media, tentu membuat diri sendiri merasa mudah lelah, kehilangan keseimbangan, stress menyerang
secara mental dan fisik akibat tuntutan hidup yang terus meningkat. Seolah-olah semua menyuruh untuk terus berlari mengejar target tanpa tahu arah yang benar.
Salah satu solusi sederhana dan efektif untuk beristirahat sebentar mencari ketenangan dalam hidup. Merawat tumbuhan.
Pada dasarnya manusia hidup berdampingan dengan alam dari awal terhitung sejak zaman purba. Mempelajari dasar-dasar cara bertahan hidup sekaligus mengenali siklus kondisi cuaca. Namun, kemajuan teknologi telah membentangkan jarak antara manusia dan lingkungan alam. Padahal berinteraksi dengan alam menimbulkan dampak positif yang sangat besar bagi kesehatan fisik dan mental.
Hubungan Antara Kondisi Mental dan Alam
Sebuah studi yang dilakukan oleh Gregory N. Bratman dan rekan-rekannya dari Stanford University, The benefits of nature experience: Improved affect and cognition yang diterbitkan oleh American Psychological Association, menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam secara signifikan dapat menurunkan tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki fungsi kognitif. Penelitian ini menyoroti bahwa paparan terhadap lingkungan alami, seperti taman kota, hutan, atau bahkan taman kecil di sekitar rumah, mampu menurunkan kadar hormon stres kortisol dalam tubuh. Selain itu, aktivitas sederhana seperti berjalan kaki di alam terbukti dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
Ditambah menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature Scientific Reports oleh Mathew P. White, Spending at least 120 minutes a week in nature is associated with good health and wellbeing, menemukan bahwa menghabiskan waktu minimal dua jam per minggu di alam sudah cukup memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang.
Rutin berinteraksi bersama alam memiliki tingkat kebahagiaan dan kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah melakukannya.
Menanam Tumbuhan, Menanamkan Pikiran dan Kebiasaan Positif
Proses menanam tumbuhan bukan hanya tentang menyiram setiap hari, memberi pupuk, dan mencari pot yang cocok. Setiap perkembangan tumbuhan mengajari pembelajaran kehidupan berarti. Tumbuhan butuh waktu panjang untuk tumbuh besar menjadi tumbuhan yang kita inginkan, hal ini menjelaskan bahwa segala sesuatu butuh waktu tidak bisa terjadi dalam semalaman.
Tumbuh mengikuti hukum alam, menyesuaikan cuaca dan musim, dan memberi hasil pada waktunya. Melatih kesabaran, menguji ketulusan, proses yang membuat kita perlahan sadar hidup tak melulu soal kecepatan. Nilai penting dalam membangun kepribadian yang stabil dan kuat.
Dunia mendorong untuk berlari lebih cepat, tetapi tumbuhan menuntut menjadi pribadi yang sabar. Dunia menuntut bisa multitasking, tetapi tumbuhan hanya minta satu perhatian, cukup cintai sepenuh hati saat menanamnya.
Kehadiran tumbuhan bisa mencerminkan kondisi batin. Tanaman layu, lupa disiram, seakan seperti lupa merawat diri sendiri. Tanaman subur memberi rasa bangga, kepuasan emosional, menyadari perawatan yang diterapkan dalam menanam satu tumbuhan membutuhkan tanggung jawab yang besar.
Empati ikut tumbuh meluas seiring pertumbuhan tanaman, seperti mulai memperhatikan kebutuhan makhluk hidup lain, memahami tanda tidak keteraturan, dan memberikan perawatan tanpa pamrih. Belajar untuk hadir, mendengarkan diluar syarat kata.
Kepedulian ini bisa tumbuh menjadi kesadaran ekologis yang lebih luas bahwa manusia bukanlah penguasa alam, tetapi bagian dari sistem yang saling bergantung. Kecilnya aksi merawat tumbuhan bisa menjadi awal dari kesadaran yang lebih besar terhadap perlunya menjaga bumi.
Kontak langsung dengan tanah, menyentuh daun, atau hanya sekadar melihat tanaman hijau bisa memicu respons fisiologis yang menenangkan. Tak heran jika kini terapi hortikultura, penggunaan aktivitas berkebun, mulai digunakan di berbagai institusi kesehatan sebagai bagian dari penyembuhan.
Menyisakan Ruang Bertumbuh Bersama
Sebagian orang masih berpikir, merawat tumbuhan menyita banyak waktu dan tenaga tambahan, tidak semua orang akan terbiasa. Cara berpikir harus diubah terlebih dahulu, justru skala merawat tumbuhan tidak begitu besar. Kuncinya terdapat pada konsistensi. Mulai bertahap dengan menaruh satu atau dua pot tanaman untuk menghiasi meja kerja, membawa vibes asri di sudut dapur, manfaat kecil ketenangan yang sudah diperoleh. Ritual jeda sejenak yang menyegarkan di sela-sela aktivitas harian.
Saat merawat tumbuhan, kita menjadi lebih peka terhadap perubahan cuaca, kualitas tanah, dan kebutuhan air. Mampu memahami pentingnya keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.
Menyatukan diri dengan irama alam melalui kegiatan merawat tumbuhan selain menciptakan keindahan visual atau menghasilkan panen, ini berhubungan tentang merawat kondisi batin yang lelah. Beristirahat dari berisiknya tuntutan dunia. Tumbuhan memberikan kepercayaan semua yang tumbuh indah pada waktunya.
Hubungan positif antara manusia dan alam adalah fondasi penting bagi kehidupan agar sehat dan bahagia. Menyatu dengan irama alam bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan dasar manusia. Tidak ada alasan untuk menunda. Luangkan waktu, keluar dari rutinitas, dan biarkan diri sendiri menyatu dengan irama alam. Pada akhirnya, alam adalah sumber energi, inspirasi, dan keseimbangan yang tak ternilai harganya.