AI Berkembang, Manusia Tetap Punya Peran

Sun, 8 Jun 2025 13:30:16 Dilihat 15 kali Author gerbangn
WhatsApp Image 2025-06-08 at 21.25.10

Penulis: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta

 

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) saat ini melaju dengan sangat cepat. Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan bagaimana teknologi dahulu hanya ada dalam film fiksi kini hadir nyata dalam kehidupan sehari-hari: dari asisten virtual yang membantu pekerjaan kantor, hingga sistem AI yang dapat menulis, menggambar, atau bahkan membuat keputusan bisnis.

Fenomena ini memunculkan beragam reaksi. Sebagian dari kita merasa antusias dengan efisiensi yang ditawarkan, tetapi sebagian lainnya hanya merasa cemas, apakah AI akan menggantikan manusia? Apakah kreativitas, tenaga kerja manual, atau bahkan strategi pemikiran akan tergeser oleh mesin?

Rasa cemas ini wajar, terlebih ketika perubahan datang begitu cepat dan tidak memberi banyak waktu untuk bersiap. Namun, daripada terjebak dalam kekhawatiran, kita bisa mulai membangun cara berpikir yang lebih positif: melihat perubahan bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang pembelajaran dan pertumbuhan.

Berpikir positif di tengah kemajuan teknologi bukanlah bentuk kepolosan. Justru, seperti yang dikatakan oleh Sundar Pichai, CEO Google:

“Masa depan AI bukan tentang menggantikan manusia, tapi tentang memperkuat kemampuan manusia.”

Kutipan ini mengingatkan kita bahwa AI diciptakan untuk membantu, bukan untuk menghilangkan peran manusia. Dengan pola pikir ini, kita bisa menghadapinya dengan tenang, sadar, dan penuh daya juang.

AI dan Rasa Takut yang Manusiawi

Melihat AI menghasilkan teks atau gambar dalam waktu singkat seringkali menimbulkan rasa cemas. Kita merasa tertinggal, bahkan tidak relevan lagi. Padahal, perasaan itu hadir karena kita membandingkan diri dengan sesuatu yang sebenarnya dirancang untuk membantu, bukan menggantikan.

Seperti halnya kalkulator tidak menghilangkan kemampuan berhitung, AI tidak akan menghilangkan manusia dari keinginannya. Ia hanya membuat proses lebih efisien.

Menumbuhkan Mentalitas Tumbuh (Growth Mindset)

Melansir dari Harvard Business Review (2023), kemampuan belajar ulang (relearning) dan keterbukaan pada teknologi menjadi soft skill paling dicari di era AI. Kita tidak harus menjadi programmer untuk bisa relevan, yang dibutuhkan hanyalah keinginan untuk belajar dan beradaptasi.

Sikap ini akan membentuk mentalitas “tumbuh” yang menjadikan AI bukan pesaing, melainkan pelengkap potensi diri.

AI sebagai Teman Kerja Sama

AI hebat dalam mengolah data, namun masih kurang dalam hal empati, moral, dan kreativitas. Jika kita berpikir positif, kita bisa menggunakan AI untuk membantu kemampuan-kemampuan itu. Misalnya, AI bisa membantu membuat ide tulisan, tapi kita tetap menambahkan perasaan dan nilai budaya di dalamnya.

Solusi Nyata untuk Tetap Relevan

Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan:

  • Pelajari AI dasar sesuai bidang kita (misalnya ChatGPT,Gemini, Perplexity)
  • Gunakan AI sebagai alat bantu kerja, bukan sebagai pengganti usaha
  • Fokus pada keterampilan manusiawi: komunikasi, kolaborasi, dan kepemimpinan
  • Ikuti pelatihan digital, banyak yang gratis dan terbuka

Dengan begitu, kita membangun peran aktif di era baru, bukan sekadar menjadi penonton.

 

Tidak ada teknologi yang lahir tanpa kegelisahan. Sejarah mencatat, mesin cetak dulu ditentang karena dianggap akan menghapus nilai tulisan tangan. Kini, kita tahu bahwa itu justru memperluas akses pengetahuan.

Hal yang sama terjadi dengan AI. Ya, ini adalah perubahan besar. Tapi kita punya pilihan: diam dalam ketakutan, atau bergerak dengan keberanian. Berpikir positif memberi kita kejelasan arah, bahwa teknologi tidak mencabut nilai-nilai manusia, melainkan menantangnya untuk terus tumbuh.

Di tengah dunia yang semakin otomatis, manusia tetap terganti bukan karena kecepatannya, tetapi karena kesadarannya. Dan dari kesadaran itulah, kita bisa terus mencipta, memberi makna, dan berkontribusi secara nyata.

Baja Juga

News Feed

AI Berkembang, Manusia Tetap Punya Peran

Sun, 8 Jun 2025 13:30

Penulis: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta   Perkembangan kecerdasan buatan (AI) saat ini melaju dengan sangat cepat. Dalam…

Gagal Dulu, Baru Gemilang

Sun, 8 Jun 2025 13:13

Penulis: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Natasya, siswa kelas 12 yang sejak kelas 10 sudah menargetkan untuk masuk…

IPK Rendah Bukan Akhir Segalanya

Sun, 8 Jun 2025 12:11

Penulis: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta   “Nilai saya masih belum sesuai ekspektasi…” Kalimat itu sering terdengar di…

Broaden and Build Theory: Mengapa Emosi Positif Membangun Hidup Lebih Baik

Sun, 8 Jun 2025 10:18

Penulis: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta   Dalam hidup yang penuh tekanan, kita sering lebih akrab dengan emosi…

Polsek Kota Bangun Ungkap Kasus Pencurian Disertai Pembakaran Toko Warga

Sun, 8 Jun 2025 07:36

Kutai Kartanegara – Kepolisian Sektor (Polsek) Kota Bangun berhasil mengungkap tindak pidana pencurian yang disertai pembakaran toko milik warga di…

Pencemaran Pesisir Muara Badak, Kementerian Lingkungan Hidup Siapkan Sanksi untuk Pertamina Hulu Sanga-Sanga

Sun, 8 Jun 2025 06:32

Bontang – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq memastikan investigasi dugaan pencemaran lingkungan oleh PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) telah…

Perbaikan Jalan Rantau Hampang–Selerong Mulai Dikerjakan, Warga Sambut dengan Antusias

Sun, 8 Jun 2025 06:23

Kutai Kartanegara – Harapan masyarakat Rantau Hampang dan sekitarnya terhadap perbaikan infrastruktur jalan akhirnya mulai terwujud. Hari ini, proses perbaikan…

Kebakaran Landa Desa Lebak Cilong, 9 Rumah Hangus Terbakar

Sun, 8 Jun 2025 01:52

Lebak Cilong, Muara Wis – Kebakaran hebat melanda RT 5 dan RT 6 Desa Lebak Cilon, Kecamatan Muara Wis, kemarin…

Pemkab Kukar dan Otorita IKN Matangkan Penataan 15 Wilayah Terdampak Delineasi IKN

Sat, 7 Jun 2025 12:55

KUTAI KARTANEGARA — Sebanyak 15 desa dan kelurahan di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dipastikan masuk dalam delineasi Ibu Kota…

Apakah Jatuh Cinta Beda Agama Selalu Salah?

Sat, 7 Jun 2025 08:39

Penulis: Savitri Shalssabila, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Cinta adalah bahasa universal yang tak perlu diterjemahkan. Ia datang tanpa izin, seringkali…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor