LPADKT Kota Tarakan Tegas Tolak Program Transmigrasi Pemerintah ke Kalimantan

Tue, 29 Jul 2025 08:37:12 Dilihat 98 kali Author gerbang nusantara
Ketua DPC LPADKT Kota Tarakan Robinson Usat (2 dari kiri) Saat Kegiatan di Polres Tarakan. Foto: Fokus Borneo
Ketua DPC LPADKT Kota Tarakan Robinson Usat (2 dari kiri) Saat Kegiatan di Polres Tarakan. Foto: Fokus Borneo

TARAKAN – Lembaga Pemuda Adat Dayak Kalimantan (LPADKT) DPC Tarakan menyatakan penolakan tegas terhadap program transmigrasi yang dicanangkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Transmigrasi ke wilayah Kalimantan.

 

Ketua DPC LPADKT Kota Tarakan, Robinson Usat, menyampaikan bahwa pihaknya bersama sejumlah organisasi masyarakat (ormas) dan paguyuban lainnya telah sepakat untuk menolak kehadiran program transmigrasi tersebut di Kalimantan. Penolakan ini akan disuarakan melalui aksi demonstrasi yang direncanakan berlangsung di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

 

“Kita lagi komunikasi satu sama yang lain mau mengadakan yang namanya penolakan itu, aksi demo di ibu kota Provinsi Kaltara, mungkin dalam waktu dekat 2 atau 3 hari ke depan ini pelaksanaannya,” ungkap Robinson saat dikonfirmasi, Senin (28/7/2025).

 

Aksi unjuk rasa ini diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 16 ormas dan paguyuban dari berbagai wilayah di Kaltara. Mereka berharap Gubernur Kaltara turut hadir untuk mendengarkan langsung tuntutan masyarakat agar program transmigrasi tersebut dibatalkan.

 

Robinson menjelaskan, terdapat beberapa alasan mendasar penolakan terhadap program transmigrasi. Salah satunya adalah kondisi masyarakat lokal yang hingga kini masih banyak belum memiliki rumah dan tanah. Oleh karena itu, menurutnya, prioritas seharusnya diberikan kepada masyarakat lokal melalui skema *transmigrasi lokal*, bukan mendatangkan penduduk dari luar daerah.

 

“Terus kedua, masyarakat kita di sini pun belum punya rumah, belum punya tanah, banyak yang belum punya. Kenapa tidak diberlakukan semacam transmigrasi lokal. Misalnya seperti penduduk Tarakan ini kan banyak harusnya diarahkan kesana, transmigrasi lokal lah,” tegasnya.

 

Ia juga menyoroti fakta bahwa banyak peserta program transmigrasi yang setelah menerima tanah, rumah, dan sertifikat, justru menjualnya dan kembali ke daerah asal.

 

“Jarang kita lihat yang transmigrasi itu seutuhnya mereka mau berdiam diri di sini. Masih banyak penduduk kita sampai sekarang belum punya rumah dan tanah, masa dari luar disiapkan,” beber Robinson.

 

Menurutnya, penolakan terhadap program ini bukan hanya terjadi di Kalimantan Utara, tetapi juga disuarakan oleh masyarakat di berbagai provinsi lain di Kalimantan. Penolakan ini murni terhadap program, bukan terhadap individu atau kelompok suku tertentu.

 

“Kita tidak pernah namanya itu menolak suku manapun. Contoh saat ini mereka datang hijrah cari kerjaan di daerah kita ini, tidak ada larangan buat mereka, siapapun. Kecuali hijrahnya dengan program pemerintah seperti ini,” jelasnya.

 

Robinson menyampaikan kekecewaan karena penduduk lokal yang masih berjuang untuk memiliki tanah dan rumah harus menyaksikan warga dari luar daerah justru menerima bantuan fasilitas secara cuma-cuma melalui program transmigrasi.

 

LPADKT menegaskan bahwa mereka akan terus menyuarakan penolakan ini hingga pemerintah mengevaluasi dan membatalkan program transmigrasi yang dinilai tidak berpihak pada masyarakat Kalimantan.

Baja Juga

News Feed

Tiang Telkom Nyaris Tumbang di Depan SD 009 Loa Kulu, Siswa Terpaksa Belajar Di Rumah

Mon, 6 Oct 2025 14:16

Kutai Kartanegara –Pihak SD 009 Loa Kulu, Desa Ponoragan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, mengeluhkan kondisi tiang Telkom yang…

UU Reformasi BUMN Disahkan, Menteri & Wamen Dilarang Rangkap Jabatan, tapi…

Mon, 6 Oct 2025 09:55

Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)….

Etika Jurnalistik Indonesia: Menjaga Kredibilitas di Tengah Dinamika Digital

Mon, 6 Oct 2025 06:26

Oleh: Sabrinna Az Zahra Di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan, etika jurnalistik di Indonesia menjadi isu yang…

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor