MAHAKAM ULU – Harga kebutuhan pokok di wilayah pedalaman Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir. Beras menjadi salah satu komoditas yang paling terdampak, dengan harga mencapai Rp1 juta hingga Rp1,2 juta per karung ukuran 25 kilogram. Selain itu, harga minyak goreng, gas LPG, hingga telur juga meroket akibat kendala distribusi logistik selama musim kemarau.
Daerah-daerah seperti Long Apari dan Long Pahangai mengalami keterisolasian karena jalur sungai yang surut drastis. Mahakam Ulu yang belum memiliki akses jalan darat permanen ini sangat bergantung pada angkutan sungai. Ketika aliran sungai menyempit, pengangkutan logistik terganggu, menyebabkan harga barang kebutuhan pokok meningkat tajam.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai mengambil langkah konkret untuk merespons lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengatakan bahwa distribusi logistik akan segera dipercepat, sembari membenahi infrastruktur sebagai solusi jangka panjang.
Hal ini disampaikan Seno Aji saat ditemui usai kegiatan pada Rabu (30/7/2025).
“Sudah disiapkan oleh Dinas Sosial, mungkin saya belum tahu pasti apakah besok atau lusa, mereka akan segera berangkat,” ujar Seno.
Pernyataan ini menanggapi keluhan masyarakat Long Apari dan Long Pahangai yang selama dua pekan terakhir mengalami lonjakan harga sembako. Harga beras disebut mencapai Rp1,2 juta per karung (25 kilogram), minyak goreng dua liter Rp200.000, dan LPG 3 kilogram menembus Rp400.000.
“Sekarang satu sak beras harganya Rp1,2 juta. Telur sebutir Rp10.000, gula Rp40.000 per kilo. Gas 12 kilogram sampai Rp1 juta,” ungkap Rini, warga Long Apari, Jumat (25/7/2025). Menurut Seno, bantuan logistik darurat akan dikirim lebih dulu melalui jalur yang memungkinkan.
Pemkab Mahakam Ulu sebelumnya meminta bantuan helikopter untuk drop logistik, mengingat medan ekstrem dan jalur sungai yang mulai menyempit di musim kemarau.
“Kalau heli, menurut saya bisa disewa untuk kebutuhan mendesak. Tapi kalau untuk standby, terlalu mahal nanti biayanya,” kata Seno. Ia menambahkan, selain bantuan darurat, pemerintah juga akan mendorong para pedagang untuk membawa stok sembako ke wilayah pedalaman.
“Yang pertama kita bantu dulu, lalu berikutnya kita minta para pedagang dan distributor untuk masuk ke wilayah sana,” jelasnya.
Pembangunan Jalan untuk Solusi Jangka Panjang
Terkait infrastruktur jalan, Seno menyebut Pemprov Kaltim telah mengalokasikan anggaran Rp200 miliar, ditambah Rp70–80 miliar dari APBN pada tahun ini. Pembangunan jalan telah mencapai Makadang dan ditargetkan selesai dalam bentuk base course pada akhir Desember 2025.
“Jalannya sudah bisa dilalui sampai Ujoh Bilang. Long Apari masih belum, itu tahap berikutnya,” ujarnya.
Warga berharap pemerintah tak hanya mengandalkan pengiriman darurat, tetapi juga segera membenahi jalan darat sebagai akses utama distribusi barang ke hulu Mahakam.
“Kalau jalannya bagus, distribusi bisa murah. Sekarang ini kami benar-benar terisolasi,” kata Huvang, warga Long Pahangai.
Kondisi krisis ini kembali menyoroti pentingnya pemerataan infrastruktur di wilayah perbatasan. Tanpa jalur distribusi yang memadai, masyarakat akan terus terjebak dalam kerentanan logistik setiap kali terjadi perubahan cuaca atau kondisi ekstrem lainnya.