Kerusakan Pasca Demo di DPRD Kaltim Tak Bisa Diperbaiki, Ketua DPRD: Anggaran Tidak Ada

Fri, 5 Sep 2025 11:24:01 Dilihat 155 kali Author gerbang nusantara
Kerusakan Pagar DPRD Kaltim, Sumber kaltimmedia.com
Kerusakan Pagar DPRD Kaltim, Sumber kaltimmedia.com

Kalimantan Timur -Kerusakan yang terjadi pasca aksi demonstrasi di gedung DPRD Kalimantan Timur dipastikan tidak akan diperbaiki dalam waktu dekat.

Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, menegaskan bahwa saat ini tidak ada alokasi anggaran yang bisa dipakai untuk memperbaiki fasilitas yang terdampak aksi massa.

Menurut Hasanuddin, pagar gedung yang sempat menjadi sorotan masyarakat sebenarnya tidak mengalami kerusakan serius, melainkan hanya tampak kotor. Karena itu, pihaknya memutuskan bahwa perbaikan tidak menjadi prioritas.

“Pagar ini kelihatan kotor, bukan rusak. Jadi kemungkinan hanya akan dibersihkan. Untuk perbaikan, tidak ada alokasinya,” ujarnya usai meninjau kondisi gedung DPRD Kaltim di Samarinda.

Hasanuddin menjelaskan, DPRD Kaltim saat ini tengah menghadapi keterbatasan anggaran. Beberapa kegiatan rutin dewan yang sebelumnya dijadwalkan lebih dari sekali dalam sebulan kini terpaksa dipangkas.

Ada kegiatan yang biasanya tiga kali, hanya dijalankan sekali. Begitu pula kegiatan dua kali, dipadatkan menjadi sekali.

Kebijakan pemangkasan tersebut disebut sebagai langkah efisiensi. “Kita harus melakukan pengurangan agar semua bisa jalan. Beberapa program prioritas tetap harus dilaksanakan, meski dengan penyesuaian jumlah kegiatan,” tegas Hasanuddin.

Meski alasan efisiensi dapat dipahami, publik mempertanyakan mengapa DPRD Kaltim tidak memiliki pos dana darurat untuk mengantisipasi kerusakan akibat peristiwa tak terduga, seperti demonstrasi.

Sebagai lembaga perwakilan rakyat, gedung DPRD bukan hanya kantor, tetapi juga simbol negara di daerah.

“Jika anggaran perbaikan tidak tersedia, bagaimana DPRD menjamin kelayakan fasilitas publik yang menjadi simbol perwakilan rakyat?” begitu salah satu pertanyaan yang mengemuka.

Pertanyaan lain yang muncul adalah apakah keputusan untuk tidak memperbaiki kerusakan tersebut sudah melalui pembahasan kolektif bersama seluruh anggota dewan, atau hanya keputusan pimpinan semata.

Transparansi proses pengambilan keputusan ini dinilai penting agar masyarakat tidak menilai DPRD bertindak sepihak.

Pasca pernyataan Hasanuddin, respons publik pun beragam. Ada yang menilai pagar kotor hanyalah masalah sepele yang tidak perlu menguras anggaran.

Namun, ada pula yang menganggap bahwa kondisi tersebut bisa menurunkan wibawa lembaga jika tidak segera ditangani.

Bagi sebagian masyarakat, pagar kotor memang tampak sederhana, tapi ia adalah bagian dari wajah institusi. Ketika pagar itu dibiarkan, muncul kesan bahwa DPRD tidak serius menjaga simbol kelembagaan yang mewakili rakyat Kalimantan Timur.

Selain kritik soal dana darurat, muncul pula wacana alternatif: bagaimana jika anggota DPRD melakukan iuran pribadi untuk memperbaiki fasilitas yang rusak?

Bagi masyarakat, gagasan ini masuk akal. Gedung DPRD adalah tempat kerja sekaligus rumah besar rakyat yang dipakai oleh para wakilnya.

Jika pemerintah daerah tidak memiliki dana cadangan, iuran bisa menjadi langkah simbolis yang menunjukkan kepedulian.

Lebih jauh, inisiatif ini juga akan memperlihatkan bahwa DPRD tidak hanya bergantung pada anggaran daerah, tetapi juga rela berkorban demi menjaga marwah lembaga.

Apalagi, perbaikan yang dibutuhkan bukanlah renovasi besar, melainkan penanganan kerusakan ringan pasca aksi massa.

Meski menuai kritik, Hasanuddin tetap menegaskan bahwa fokus utama DPRD Kaltim adalah menjalankan program prioritas yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Pemangkasan jumlah kegiatan menurutnya adalah konsekuensi logis dari keterbatasan anggaran yang ada.

Namun, publik tetap menunggu langkah konkret dari DPRD. Efisiensi memang penting, tetapi menjaga simbol kelembagaan juga tidak kalah vital.

Sebab, citra lembaga di mata rakyat bisa terpengaruh bukan hanya oleh kinerja program, tetapi juga dari hal-hal sederhana seperti kondisi gedung yang layak dan terawat.

Kerusakan pasca demo di DPRD Kaltim memang tidak bersifat fatal, namun keputusan untuk tidak melakukan perbaikan memunculkan dilema baru. Di satu sisi, DPRD ingin menjaga efisiensi anggaran dan tetap melaksanakan program prioritas.

Di sisi lain, publik menuntut adanya tanggung jawab moral dalam merawat fasilitas lembaga negara.

Pertanyaan publik soal absennya dana darurat dan wacana iuran anggota dewan kini menjadi catatan penting

Bukan semata tentang pagar kotor, tetapi tentang sejauh mana DPRD Kaltim mampu menjaga martabat lembaga yang seharusnya merepresentasikan rakyat.

Baja Juga

News Feed

UU Reformasi BUMN Disahkan, Menteri & Wamen Dilarang Rangkap Jabatan, tapi…

Mon, 6 Oct 2025 09:55

Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)….

Etika Jurnalistik Indonesia: Menjaga Kredibilitas di Tengah Dinamika Digital

Mon, 6 Oct 2025 06:26

Oleh: Sabrinna Az Zahra Di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan, etika jurnalistik di Indonesia menjadi isu yang…

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor