Dana Rp200 Triliun untuk Stabilitas: Solusi Nyata atau Hanya Janji Semata?

Sun, 28 Sep 2025 23:30:04 Dilihat 79 kali Author gerbang nusantara
Screenshot_20250929-072853~2

Penulis:  Alya Zahirah, Mahasiswa Universitas Mulawarman

Pemerintah indonesia mengambil langkah besar dengan menempatkan dana Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) ke lima bank milik negara sejak 12 september 2025. Kebijakan ini diharapkan mampu memperkuat likuiditas perbankan, menurunkan biaya pinjaman, serta mendorong penyaluran kredit terutama bagi usaha kecil dan menengah. Target akhirnya jelas: pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat bisa bergerak lebih cepat dan merata.

Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dampak awal yang cukup nyata. Sebelum penempatan dana dilakukan, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) berada di angka 24,01% per 4 september 2025. Begitu dana mulai masuk, rasio tersebut naik menjadi 25,57% pada 12 september 2025. Indikator lain, yakni rasio Alat Likuid terhadap Non-core Deposit (AL/NCD), juga mengalami peningkatan dari 106,92% menjadi 113,73% pada periode yang sama. Meski nilainya belum menyamai rata-rata bulan juli 2025, tren kenaikan ini menandakan bahwa kebijakan pemerintah memberi dorongan instan terhadap likuiditas perbankan.

Meskipun demikian, ada persoalan lain yang belum terselesaikan. Data juni 2025 menunjukkan bahwa kredit yang sudah disetujui namun belum dicairkan (undisbursed loan) mencapai Rp2.304 triliun. Ini berarti tambahan likuiditas belum otomatis berujung pada penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif. Tanpa regulasi yang tegas dan strategi yang terarah, ada risiko dana Rp200 triliun hanya menambah cadangan bank tanpa benar-benar menggerakkan perekonomian di tingkat masyarakat.

Padahal, jika dikelola dengan baik, potensi manfaatnya sangat besar. Penambahan likuiditas bisa menekan biaya dana atau cost of funds sehingga suku bunga kredit menjadi lebih rendah. Bagi UMKM yang selama ini kesulitan mengakses modal, kebijakan ini berpeluang membuka pintu pembiayaan yang lebih luas. Selain itu, langkah ini memberi sinyal bahwa pemerintah tidak hanya berdiam diri menunggu pemulihan ekonomi, tetapi juga proaktif merespons tantangan perlambatan pertumbuhan.

Namun setiap kebijakan selalu mengandung risiko. Penggunaan saldo anggaran lebih untuk menambah likuiditas berpotensi menimbulkan beban fiskal tambahan. Jika penyaluran dana tidak diatur dengan ketat, bank mungkin saja menyalurkannya ke sektor yang kurang produktif, atau bahkan membiarkannya mengendap tanpa pergerakan berarti. Ketika itu terjadi, kepercayaan publik terhadap langkah pemerintah bisa melemah, dan tujuan awal kebijakan ini akan sulit tercapai.

Untuk memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan, pemerintah perlu mempertegas aturan main. Porsi dana untuk UMKM harus diatur jelas dan tidak boleh hanya menjadi wacana di atas kertas. Laporan penyaluran dana perlu dipublikasikan secara berkala agar masyarakat bisa melihat perkembangan nyata, termasuk data mengenai sektor penerima, jumlah kredit yang sudah dicairkan, serta hambatan yang mungkin dihadapi di lapangan. Transparansi ini penting untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus memberi ruang evaluasi.

Pengawasan juga tidak kalah penting. Selain Otoritas Jasa Keuangan, lembaga legislatif seperti DPR, auditor independen, dan masyarakat sipil perlu dilibatkan untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan dana. Mekanisme audit berkala dan evaluasi kinerja bank penerima dana menjadi langkah penting agar tujuan utama, yakni mendukung sektor produktif dan memperkuat perekonomian, benar-benar tercapai.

Jika regulasi tegas, pelaporan transparan, dan pengawasan ketat diterapkan secara konsisten, manfaat kebijakan ini akan terasa nyata. Bunga pinjaman bisa turun, usaha kecil lebih mudah berkembang, dan ekonomi nasional bergerak menuju arah yang lebih inklusif. Namun bila dalam pengelolaannya setengah-setengah, dana Rp200 triliun ini hanya akan menjadi angka di laporan keuangan tanpa membawa perubahan berarti bagi masyarakat luas.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor