Anggaran Pendidikan Dipangkas: Hemat Sekarang, Korbankan Masa Depan?

Mon, 29 Sep 2025 10:22:33 Dilihat 96 kali Author gerbang nusantara
Gemini_Generated_Image_43m0uv43m0uv43m0

Penulis: Maulidina Erta Sefhira, Mahasiswa Universitas Mulawarman

Samatinda –Pemerintah saat ini sedang berupaya untuk menghemat anggaran negara agar keuangan negara lebih sehat. Langkah ini tentu penting. Tapi di saat kata “efisiensi” digaungkan, ada satu sektor yang langsung was-was, yaitu dunia pendidikan. Pertanyaannya adalah: Apakah penghematan ini merupakan solusi terbaik, atau justru mimpi buruk bagi generasi penerus bangsa?

Secara logika, efisiensi itu baik. Semua orang setuju kalau pemborosan harus diberantas. Tapi kenyataannya, sering kali efisiensi justru berarti pemotongan anggaran. Bagi pendidikan, ini sangat mengkhawatirkan. Apa jadinya jika dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang sudah terbatas diperkecil lagi? Bagaimana jika tunjangan guru honorer yang kecil itu juga ikut dikurangi? Atau program pelatihan yang penting untuk meningkatkan kemampuan guru malah dibatalkan?

Dampaknya bisa langsung dirasakan. Sekolah-sekolah di daerah terpencil yang sangat bergantung pada dana pemerintah jadi yang pertama merasakan akibatnya. Guru-guru, yang merupakan jantung pendidikan, semakin terbebani. Kalau guru saja kesejahteraannya dan pelatihannya tidak diperhatikan, bagaimana bisa mereka mendidik anak-anak menjadi generasi cerdas dan berkualitas?

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Banyak birokrasi lebih memilih jalan mudah. Memangkas biaya perjalanan dinas yang tidak penting tentu baik. Tapi yang lebih sering terjadi adalah memangkas program-program penting, seperti beasiswa bagi anak yang kurang mampu atau menunda perbaikan gedung sekolah yang sudah rusak parah. Selama pola pikir birokrasi hanya fokus membuat laporan keuangan terlihat hemat, maka “efisiensi” itu hanya akan menjadi kata kosong, tanpa manfaat nyata.

Padahal, investasi di pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan negara. Menghemat anggaran pendidikan hari ini sama saja menabung masalah besar di masa depan. Anak-anak yang putus sekolah karena tidak punya biaya, serta guru yang kualitasnya menurun karena kurang pelatihan, adalah bom waktu yang bisa meledak jadi masalah sosial dan ekonomi yang lebih besar.

Efisiensi yang sebenarnya di dunia pendidikan bukan sekadar memangkas anggaran, tapi bagaimana memastikan setiap rupiah yang dikeluarkan digunakan dengan tepat dan efektif. Misalnya, menghilangkan program-program yang tumpang tindih, memanfaatkan teknologi agar dana bisa sampai langsung ke yang membutuhkan, dan tentunya mendengarkan langsung pengajar serta praktisi pendidikan.

Rakyat mungkin tidak peduli dengan angka defisit negara yang fantastis. Tapi mereka peduli anak-anak mereka bisa sekolah dengan baik dan mendapatkan masa depan yang cerah. Kalau kebijakan penghematan ini membuat ruang kelas semakin sempit, fasilitas sekolah makin rusak, dan semangat guru menurun, penghematan ratusan triliun rupiah itu tidak berarti apa-apa. Itu bukan penghematan, melainkan pengorbanan masa depan anak bangsa demi angka-angka di laporan keuangan.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor