PNBP Didominasi Sektor SDA, antara Senang Atau Nestapa?

Wed, 1 Oct 2025 12:29:51 Dilihat 92 kali Author gerbang nusantara
IMG-20251001-WA0014

Penulis: Alif Arrafi Wahyudi, Mahasiswa Universitas Mulawarman

PNBP atau Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah instrumen atau alat yang dimiliki negara untuk memaksimalkan pendapatan negara selain dari pajak. Sebagian besar orang akan berpikir bahwa pendapatan negara hanya berasal dari pajak saja tetapi ada pendapatan yang berasal dari bukan pajak yaitu PNBP. Dapat digambarkan dalam kehidupan bahwa PNBP seperti uang sangu yang diberikan orang tua kepada anaknya. Sementara pajak merupakan gaji pokok utama yang menjadi penghasilan utama si anak. Dikutip dari beberapa sumber yang menjadi rujukan, penerimaan negara bukan pajak menyumbang pendapatan yang cukup besar untuk Negara Indonesia walaupun sangat jauh dibandingkan dengan pajak. Pada tahun 2025, target PNBP pada APBN 2025 mencapai Rp 513,6 triliun yang dimana lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 492 triliun. PNBP kita masih didominasi oleh sektor SDA baik migas maupun non migas. Pada Mei 2025, PNBP pada sektor migas telah menyumbang Rp 39,8 triliun atau sekitar 32,9% dari target APBN 2025 dan sektor non migas menyumbang Rp 46,3 triliun atau 47,7% dari target APBN 2025. PNBP pada sektor SDA non migas tersebut didominasi oleh eksploitasi sektor pertambangan seperti nikel, batu bara dan emas. Kemudian pada sektor kehutanan didominasi oleh eksploitasi pemanfaatan kayu. Sementara itu pada sektor migas didominasi oleh pendapatan minyak bumi dan gas bumi. Tetapi pada tahun 2025 ini, realisasi PNBP kita yang berasal dari sektor SDA migas turun dari tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa harga minyak dunia yang sedang turun.

Dapat dipungkiri bahwa PNBP merupakan instrumen kedua yang dimiliki negara untuk memaksimalkan pendapatannya. Seperti yang telah disebutkan, PNBP negara kita didominasi oleh sektor sumber daya alam yang tidak terbarukan, tentunya perlu ada pengelolaan yang bijak mengenai eksploitasi sumber daya alam tersebut agar tidak dieksploitasi secara berlebihan. Karena hal itulah saya ingin menyoroti PNBP negara kita yang masih sangat ketergantungan pada sektor SDA yang tidak terbarukan seperti pertambangan dan migas. Hal ini tentunya menjadi dilema bagi keberlanjutan lingkungan kedepannya. Disaat negara lain memfokuskan pada sektor manufaktur dan barang jadi sebagai pendapatan utamanya, Indonesia masih bergantung pada sektor SDA sebagai pendapatan utama PNBP yang mana ini menunjukkan bahwa Indonesia masih terjebak pada stigmatisasi negara dunia ke-3 atau negara berkembang. Selain karena masalah lingkungan yang nantinya akan berdampak, negara kita masih belum serius untuk mengoptimalkan pendapatan dari hilirisasi yang “dijual” oleh pemerintah sebagai komitmennya yang tertuang pada asta cita Presiden Prabowo nomor 5 terkait hilirisasi. Hilirisasi yang digaungkan diharapkan bukan hanya sebatas janji politik belaka untuk menenangkan masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju, tetapi perlu adanya komitmen dan kerja keras pemerintah untuk mewujudkannya. Dan sampai saat ini, belum ada wujud nyata dari pemerintah untuk mewujudkannya. Semoga dengan pergantian menteri yang baru, dapat merubah apa yang menjadi koreksi, dan komitmen terhadap apa yang sudah direncanakan.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor