Suntikan Rp200 Triliun ke 5 Bank BUMN: Langkah Strategis atau Tantangan yang Perlu Diwaspadai?

Thu, 2 Oct 2025 04:27:15 Dilihat 100 kali Author gerbang nusantara
Screenshot_20251002-122201~2

Penulis: M. Yunus Anwar, Mahasiswa Universitas Mulawarman

Baru-baru ini terdapat kebijakan menarik dari Menteri Keuangan baru Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa. Pada Jumat, 12 September 2025, beliau mengumumkan keputusan untuk menggelontorkan dana segar sebesar Rp200 triliun dari saldo anggaran lebih (SAL) pemerintah di Bank Indonesia kepada lima Bank BUMN.

Dalam pernyataan pers di Kementerian Koordinator Perekonomian, Purbaya merinci alokasi dana tersebut: Bank Mandiri (Rp55 triliun), BRI (Rp55 triliun), BNI (Rp55 triliun), BTN (Rp25 triliun), dan BSI (Rp10 triliun). Tujuannya jelas, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan likuiditas sistem perbankan. Diharapkan, bank-bank tersebut dapat menyalurkan kredit ke sektor riil sehingga roda ekonomi kembali bergerak.

Kebijakan Efektif untuk Pertumbuhan Ekonomi

Kebijakan ini berpotensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Bank adalah jantung sistem keuangan. Saat bank kuat, aliran kredit ke masyarakat dan dunia usaha lebih lancar.

Data OJK tahun 2024 menunjukkan kredit perbankan tumbuh sekitar 10% secara tahunan. Namun, kebutuhan pembiayaan infrastruktur, UMKM, dan industri strategis jauh lebih besar. Suntikan Rp200 triliun dapat memperbesar kapasitas penyaluran kredit lima bank BUMN yang menguasai lebih dari 55% pangsa pasar kredit nasional.

Contohnya, Bank Mandiri dan BRI bisa lebih agresif mendukung UMKM yang berkontribusi 61% terhadap PDB Indonesia. Bank BTN dapat mempercepat pembiayaan perumahan rakyat, dengan backlog mencapai 12,7 juta unit. Artinya, dana besar ini berpotensi menggerakkan ekonomi riil, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan daya beli masyarakat.

Selain itu, kebijakan ini memperkuat stabilitas sistem keuangan. Dengan cadangan likuiditas yang cukup, bank lebih tahan menghadapi guncangan global, misalnya krisis keuangan atau gejolak pasar modal.

Manfaat lainnya adalah peningkatan inklusi keuangan. Jika kredit diarahkan ke UMKM dan masyarakat kecil, lebih banyak orang akan terlibat dalam sistem keuangan formal. Hal ini memperkuat basis ekonomi nasional. Tidak hanya itu, investor asing juga akan melihat komitmen pemerintah dalam menjaga sektor perbankan, sehingga meningkatkan kepercayaan untuk menanamkan modal di Indonesia.

Tantangan: Pengawasan dan Sinergi

Suntikan Rp200 triliun ke bank ibarat “obat kuat” bagi ekonomi Indonesia. Ia bisa mempercepat aliran darah ekonomi, memperkuat daya tahan perbankan, dan mendorong pertumbuhan. Namun, seperti obat, dosis dan penggunaannya harus tepat.

Agar dana tersebut tidak menjadi beban baru, pemerintah bersama bank penerima dana harus mengelola secara transparan dan terukur. Penyaluran kredit harus fokus pada sektor produktif, bukan konsumtif, serta menghindari pemborosan.

Sinergi antara pemerintah, perbankan, dan sektor riil menjadi kunci penting untuk memaksimalkan dampak positif dari suntikan dana besar ini.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor