Bank BUMN Dapat Rp200 Triliun, Ekonomi Siap Bergerak!

Thu, 2 Oct 2025 12:36:52 Dilihat 65 kali Author gerbang nusantara
Screenshot_20251002-203044~2

Penulis: Syifwa Muthiah Syukri, Mahasiswa Universitas Mulawarman

Bayangkan jika orang tua kita menyimpan seluruh uang di laci, tidak digunakan untuk belanja, usaha, maupun liburan. Lama-lama uang itu hanya akan menjadi angka dan tidak memberi dampak apapun. Hal inilah yang kurang lebih terjadi pada dana pemerintah selama ini. Mengendap diam di bank sentral, padahal ekonomi butuh “bensin” untuk bergerak.

Pada awal September 2025, Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, mengambil langkah berani dengan menggelontorkan dana pemerintah sebanyak Rp200 triliun ke sejumlah bank BUMN. Langkah ini bukan tanpa risiko, namun kebijakan ini patut diapresiasi. Di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi dan belum pulihnya sektor rill, tambahan dana ke bank justru bisa menjadi pemantik pertumbuhan baru.

Penempatan dana ini bukan untuk disimpan, melainkan untuk digulirkan kembali dalam bentuk kredit produktif. Pemerintah sudah menegaskan bahwa bank tidak boleh memakai dana tersebut untuk membeli surat utang negara atau investasi non-produktif. Artinya, Rp200 triliun ini diarahkan langsung ke jantung perekonomian seperti UMKM dan sektor strategis lainnya.

Data dari OJK pun menunjukkan bahwa setelah injeksi dana, rasio aset likuid per deposito pihak ketiga (AL/DPK) meningkat dari 24,01% menjadi 25,57%. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) juga mulai bergerak ke arah ideal, mencapai 86,03%. Ini menandakan bahwa bank mulai punya ruang lebih luas untuk menyalurkan kredit. Dengan kredit yang lebih longgar, pelaku usaha lebih mudah mendapatkan pembiayaan. Pada akhirnya, konsumsi meningkat, produksi jalan, dan lapangan kerja terbuka.

Selain itu, kita tidak bisa menunggu pasar bekerja sendiri saat ekonomi stagnan. Pemerintah harus turun tangan dan langkah ini bukan bentuk intervensi membabi buta, tetapi strategi fiskal yang sudah digunakan banyak negara saat sedang kesusahan dana. Pada masa pandemi tahun 2020, kebijakan serupa juga pernah diterapkan dan terbukti membantu perbankan tetap stabil.

Perbedaannya, saat ini kebijakan dilakukan lebih selektif. Hanya bank BUMN dan Bank Syariah Indonesia yang mendapatkan dana dengan total pembagian: Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing Rp55 triliun; BTN Rp25 triliun; dan BSI Rp10 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak asal menyebar dana, tetapi tetap mempertimbangkan kapasitas dan arah penyaluran kredit masing-masing bank.

Saya yakin dana Rp200 triliun ini tidak akan hilang atau disalahgunakan. Karena dana ini cuma diberikan sementara dan bisa diambil kembali kapan saja jika dibutuhkan. Aturannya juga jelas, jadi aman. Ditambah lagi, ada pengawasan dari OJK dan Kementerian Keuangan supaya semuanya berjalan dengan transparan dan bertanggung jawab. Jadi kita tidak perlu khawatir dana ini akan hilang atau disalahgunakan.

Di tengah kondisi dunia yang tidak pasti dan ekonomi kita yang lagi melambat, menyimpan dana Rp200 triliun di bank BUMN itu langkah keren dan maju. Ini bukan cuma soal angka yang besar, tetapi sebagai bukti bahwa pemerintah peduli dengan ekonomi saat ini.

Memang tantangannya ada, tapi daripada cuma mengomel, mending kita dorong supaya pengawasannya ketat, transparan, dan dicek rutin. Soalnya kalau dana publik dipakai bener-bener buat masyarakat, keuangan negara tidak cuma angka di laporan, tapi bisa jadi angin segar buat kita semua.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor