Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28:25 Dilihat 24 kali Author gerbang nusantara
IMG-20251006-WA0009

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), jurnalistik Indonesia dihadapkan pada tantangan etis yang semakin kompleks. Diskusi dalam forum Journalistic Expo Day dan berbagai laporan industri menegaskan bahwa etika tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik dan kualitas media. Meski teknologi dan model bisnis terus berubah, prinsip jurnalisme akurat dan bertanggung jawab harus dipertahankan.

Tantangan di Era Informasi Cepat dan Algoritma

Alfons Yoshio Hartanto, editor pemeriksa fakta Tirto.id, menilai tantangan terbesar jurnalis saat ini adalah menjaga akurasi di tengah derasnya arus media sosial dan penggunaan AI. “Kita hidup di era di mana kecepatan dianggap segalanya, tetapi tugas jurnalis justru memastikan bahwa yang cepat itu juga benar,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya transparansi dalam penggunaan AI serta kewaspadaan terhadap potensi kesalahan etis. “Teknologi hanyalah alat. Nilai jurnalistik tetap harus berakar pada fakta, bukan algoritma,” tambah Alfons.

Data Reuters Institute Digital News Report 2025 menunjukkan, 72% pembaca berita di Asia Tenggara memperoleh informasi dari media sosial dan aplikasi pesan instan. Hal ini menempatkan algoritma sebagai gatekeeper baru, menggantikan peran redaksi tradisional.

Transformasi Model Bisnis dan Peran Mediapreneur

Salman Alfarisi, praktisi digital dari PaveNow, menegaskan masa depan media bergantung pada inovasi kewirausahaan konten. “Jurnalis masa depan tidak hanya menulis berita, tetapi juga harus memahami produk, pasar, dan teknologi. Inilah era mediapreneur,” ujarnya.

Menurut data Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) 2024, sekitar 40% media online lokal mulai beralih ke model langganan dan kolaborasi komunitas untuk menjaga keberlanjutan serta kemandirian dari tekanan iklan digital.

Kreativitas dan Adaptasi Jurnalis Muda

Rahma Hayuningdyah dari MDTV menegaskan pentingnya jurnalis muda memiliki ide segar dan integritas kuat. “Dunia media sekarang menuntut kemampuan storytelling lintas platform,” katanya.

Tren konten multimedia seperti podcast, reels, hingga jurnalisme imersif berbasis AR/VR mulai diadopsi media besar untuk memperluas jangkauan audiens. Laporan We Are Social 2025 mengungkap, 92% pengguna internet Indonesia mengonsumsi berita lewat video pendek, menuntut jurnalis menguasai produksi visual dan distribusi multi-kanal.

Tekanan Platform Global dan Maraknya Hoaks

Djony Herfan, dosen Politeknik Negeri Jakarta, menyoroti dominasi platform global seperti Google dan Meta yang menguras pendapatan iklan media lokal. “Media tidak bisa lagi bergantung pada iklan. Mereka harus mencari model bisnis baru seperti langganan digital, kolaborasi lintas platform, atau monetisasi lewat podcast dan video,” jelasnya.

Situasi makin rumit dengan maraknya hoaks menjelang Pemilu 2024, di mana sebagian besar disinformasi tersebar melalui video pendek dan teks provokatif. Dalam kondisi ini, verifikasi fakta menjadi kunci menjaga kredibilitas.

Alfons Yoshio kembali menegaskan bahwa AI sebaiknya dipakai untuk memperkuat jurnalisme kritis, bukan menggantikan peran manusia. “AI hanya bisa mengolah data. Untuk menghadirkan jurnalisme yang kritis dan empatik, peran manusia tidak tergantikan,” katanya.

Etika sebagai Fondasi Moral

Dalam wawancara, Djony Herfan menekankan pentingnya etika jurnalistik sebagai fondasi moral yang menentukan arah jurnalisme Indonesia. “Di masa depan, kepercayaan menjadi mata uang utama media. Etika adalah investasi reputasi yang tak tergantikan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan jurnalis muda untuk berani bertanya dengan nurani, serta menjadikan verifikasi sebagai tindakan etis, bukan sekadar prosedur. “Jurnalisme bukan profesi netral, melainkan profesi yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Literasi Media dan Partisipasi Publik

Fenomena citizen journalism semakin berkembang, menjadikan masyarakat bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen berita. Hal ini memperkaya ekosistem informasi, namun juga meningkatkan risiko penyebaran misinformasi jika tidak diverifikasi.

Riset American Psychological Association menunjukkan, orang cenderung membagikan informasi palsu yang sesuai dengan identitas dan emosi mereka. Karena itu, peningkatan literasi media publik menjadi agenda penting demi terciptanya jurnalisme yang sehat dan kredibel.

Kesimpulan

Masa depan etika jurnalistik di Indonesia menuntut jurnalis untuk tidak hanya beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan pola konsumsi, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap akurasi, integritas, dan tanggung jawab sosial.

AI dan algoritma memang bisa menjadi alat bantu, namun manusia tetap pengawal utama kebenaran dan etika berita. Dengan kesadaran etis yang kuat serta inovasi dalam model bisnis dan produksi konten, jurnalisme Indonesia diharapkan mampu mempertahankan kepercayaan publik sekaligus berperan sebagai penjaga demokrasi dan peradaban.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor