Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10:55 Dilihat 47 kali Author gerbang nusantara
file_00000000dd1061fa9374c46074c02ae0

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memudahkan akses informasi kapan pun dan di mana pun. Namun di sisi lain, teknologi juga mempercepat penyebaran berita bohong atau hoaks yang menyesatkan publik. Hoaks sendiri merupakan informasi palsu yang dikemas seolah-olah fakta, dengan tujuan memanipulasi opini masyarakat. Dampaknya bisa berbahaya, mulai dari memicu konflik sosial, politik, hingga mengancam keselamatan publik.

Di Indonesia, masalah hoaks bukan lagi hal baru. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pernah menyebutkan ada lebih dari 800 ribu situs web yang menjadi sumber penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Laporan Kominfo juga mencatat, sepanjang tahun 2020 terdapat 3.464 konten hoaks yang berhasil diidentifikasi. Tren tersebut terus berlanjut hingga 2023 dengan 1.615 konten hoaks berhasil ditangani — meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Ancaman Nyata Hoaks di Indonesia

Meskipun indeks literasi digital Indonesia pada 2024 mencapai skor 3,65 dari skala 5 (kategori tinggi), masyarakat masih sangat rentan terhadap jebakan informasi palsu. Kesadaran publik untuk memverifikasi kebenaran informasi masih jauh dari ideal.

Dalam acara Jurnalistik Expo Day 2025 di Auditorium Perpustakaan Politeknik Negeri Jakarta, Alfons Yoshio Hartanto, pemeriksa fakta dari Tirto.id, mengungkapkan bahwa hanya 21% hingga 36% masyarakat yang mampu mengenali hoaks dengan benar. Menurutnya, “Berita palsu biasanya dibuat sensasional dan emosional, sehingga banyak orang membagikannya tanpa sempat melakukan verifikasi.”

Salah satu contoh dampak fatal hoaks adalah misinformasi terkait Covid-19, yang menurut laporan global menyebabkan lebih dari 800 kematian di seluruh dunia akibat masyarakat mengikuti informasi palsu dan mengabaikan protokol kesehatan.

Evolusi Hoaks: Dari Teks ke Deepfake AI

Jika dulu hoaks hanya berbentuk teks atau gambar editan sederhana, kini bentuknya semakin canggih berkat dukungan multimedia dan kecerdasan buatan (AI). Pada Pemilu 2024, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat 2.330 hoaks sepanjang 2023, di mana 55,5% di antaranya berkaitan dengan isu politik. Platform YouTube menjadi sumber terbesar, dengan 44,66% hoaks berasal dari video.

Video deepfake menjadi ancaman baru: rekaman palsu yang sangat realistis meniru wajah atau suara tokoh publik. Nuril Hidayah, Ketua Komite Litbang Mafindo, menegaskan, “Membedakan konten hoaks berbasis AI sangat sulit. Kita memerlukan alat deteksi yang lebih canggih untuk menghasilkan analisis yang akurat.”

Jurnalis dan Teknologi: Pertahanan Informasi di Era Digital

Dalam menghadapi gelombang hoaks yang semakin kompleks, kolaborasi antara jurnalis dan teknologi menjadi keharusan. Dunia akademik telah mengembangkan model machine learning seperti Random Forest (RF) dan Multinomial Naïve Bayes (MNB) yang terbukti mampu mengklasifikasi berita hoaks berbahasa Indonesia dengan tingkat akurasi mencapai 96%.

“Teknologi bukan ancaman bagi jurnalis, melainkan mitra,” ujar Alfons Yoshio Hartanto di Jurnalistik Expo Day 2025. “Pekerjaan kreatif seperti jurnalisme tak bisa digantikan oleh AI, tapi jika kita tidak beradaptasi, kita akan digantikan oleh mereka yang paham teknologi.”

Jurnalis masa kini dituntut untuk tidak hanya mengandalkan intuisi, tetapi juga menguasai alat verifikasi digital. Kemampuan berpikir kritis dan literasi digital harus menjadi pondasi utama dalam menjaga integritas informasi.

Menuju Literasi Digital yang Fungsional

Ke depan, tantangan utama bukan hanya mendeteksi hoaks, tetapi membangun kesadaran publik agar mampu berpikir kritis sebelum menyebarkan informasi. Hanya sekitar sepertiga masyarakat yang pernah menyebarkan hoaks secara tidak sengaja — angka ini menunjukkan pentingnya edukasi berkelanjutan.

Mewujudkan literasi digital yang fungsional berarti masyarakat tidak sekadar melek teknologi, tetapi juga cakap dalam mengolah dan memverifikasi informasi. Kolaborasi antara jurnalis, akademisi, dan teknologi menjadi kunci untuk membangun benteng informasi yang kuat di tengah derasnya arus digitalisasi.

Baja Juga

News Feed

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor