Kalimantan Timur -Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur tengah melakukan penyelidikan terkait bencana longsor yang terjadi di Dusun Tani Jaya, Kilometer 28 Desa Batuah, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Peristiwa longsor yang berlangsung beberapa hari lalu itu menimbulkan kekhawatiran masyarakat, terutama karena lokasi tersebut tidak jauh dari sejumlah aktivitas pertambangan batu bara yang memang marak di kawasan Batuah.
Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menurunkan tim teknis untuk melakukan pemeriksaan lapangan.
Pemeriksaan dilakukan dengan mengidentifikasi struktur tanah, kontur lereng, hingga meneliti keberadaan lubang bekas tambang yang mungkin berhubungan dengan kejadian longsor.
Namun hingga saat ini, pihak ESDM belum menemukan bukti keterkaitan langsung antara longsor dengan aktivitas tambang di sekitar lokasi.
Menurut catatan ESDM, kawasan Desa Batuah merupakan wilayah dengan kontur tanah yang cukup labil. Kondisi itu semakin rentan ketika memasuki musim hujan dengan curah tinggi, sebagaimana terjadi beberapa pekan terakhir di Kukar.
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut hampir setiap hari diduga menjadi salah satu pemicu terjadinya pergerakan tanah.
Sejumlah ahli geologi menilai bahwa longsor di daerah dengan kemiringan curam kerap kali terjadi akibat jenuh air pada lapisan tanah.
Ketika air hujan meresap terlalu banyak, tanah kehilangan daya ikat dan tidak mampu lagi menahan beban di atasnya. Kondisi inilah yang dicurigai kuat sebagai penyebab utama longsor di Batuah, meskipun ESDM tetap membuka kemungkinan faktor lain.
Meski belum ada bukti keterkaitan langsung, keberadaan aktivitas tambang di sekitar Desa Batuah tetap menjadi sorotan publik.
Warga setempat kerap mengaitkan fenomena longsor dengan operasi tambang, terutama karena sebagian area di Batuah memang memiliki sejarah pertambangan batu bara yang intensif.
Beberapa lubang tambang lama disebut-sebut masih terbuka dan berdekatan dengan kawasan pemukiman maupun lahan perkebunan masyarakat.
Situasi tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa struktur tanah yang sudah terganggu oleh aktivitas pertambangan akan lebih mudah mengalami longsor ketika diterpa curah hujan tinggi.
ESDM Kaltim menyatakan sedang meninjau peta konsesi tambang di sekitar lokasi untuk melihat apakah ada kegiatan penambangan aktif maupun lubang bekas tambang yang bisa berdampak pada kestabilan tanah.
Hasil dari pemeriksaan ini nantinya akan menjadi dasar untuk menentukan langkah lebih lanjut, baik berupa rekomendasi teknis maupun penindakan bila ditemukan pelanggaran.
Selain penyelidikan teknis, pemerintah daerah juga diminta segera melakukan upaya mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar telah melakukan pendataan terhadap wilayah rawan longsor di sekitar Batuah.
Upaya seperti pemasangan tanda peringatan, sosialisasi evakuasi mandiri, hingga normalisasi saluran air akan segera dilakukan untuk mengurangi risiko.
Sementara itu, aparat desa bersama relawan lokal sudah bergerak membantu warga terdampak dengan membersihkan material longsor yang menutup jalan dan lahan. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam insiden ini, namun kerugian material cukup dirasakan warga karena beberapa area perkebunan mengalami kerusakan.
Masyarakat Batuah berharap hasil penyelidikan ESDM dapat segera diumumkan secara terbuka agar tidak menimbulkan spekulasi berkepanjangan.
Mereka menilai kepastian informasi sangat penting untuk memastikan penyebab longsor, sekaligus menjadi pijakan bagi langkah pencegahan di masa depan.
Kalangan pegiat lingkungan juga menekankan perlunya audit menyeluruh terhadap kondisi lingkungan di Batuah dan sekitarnya.
Audit tersebut bukan hanya terkait aktivitas tambang aktif, tetapi juga lubang-lubang tambang lama yang belum direklamasi.
Transparansi data dianggap kunci untuk membangun kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah benar-benar serius melindungi keselamatan warga.
Hingga berita ini diturunkan, tim teknis ESDM Kaltim masih berada di lapangan untuk melakukan serangkaian pengukuran tambahan.
Hasil analisis laboratorium terhadap sampel tanah dan batuan yang diambil dari lokasi juga tengah diproses. Laporan lengkap diharapkan bisa diumumkan dalam waktu dekat.
Dengan adanya penyelidikan ini, publik menanti kejelasan apakah longsor di Batuah murni akibat faktor alam ataukah ada kontribusi dari aktivitas pertambangan.
Apapun hasilnya, kejadian ini menjadi pengingat bahwa wilayah Kalimantan Timur memiliki kerentanan geologis yang perlu dikelola dengan hati-hati, terutama di tengah tekanan eksploitasi sumber daya alam yang cukup tinggi.