Tenggarong — Aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh aparat terhadap warga Jonggon belum mereda dari perhatian publik, kini berujung pada intimidasi terhadap pihak-pihak yang bersuara. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kutai Kartanegara dan media Gerbang Nusantara menjadi sasaran teror setelah aktif menyuarakan keadilan atas insiden tersebut.
Pada Senin malam, 21 Juli 2025, sejumlah pengurus HMI menerima serangan pesan melalui WhatsApp dari nomor-nomor tak dikenal. Pesan-pesan tersebut berisi kata-kata kasar, intimidatif, dan bernada ancaman. Hingga saat ini, jumlah pesan terus bertambah, membuat para aktivis merasa tidak aman.
Tak hanya itu, media Gerbang Nusantara juga mengalami tekanan digital. Beberapa unggahan mereka di media sosial terkait kasus Jonggon hampir dihapus secara paksa, diduga akibat serangan masif berupa pelaporan yang terkoordinasi. Hal ini menjadi sorotan serius, mengingat kebebasan pers dan berekspresi seharusnya dilindungi di negara demokratis.
“Ini bentuk nyata tekanan terhadap suara rakyat dan media independen. Kami tidak akan mundur,” ujar salah satu pengurus HMI.
Baik HMI maupun Gerbang Nusantara menyatakan akan terus mengawal kasus Jonggon hingga tuntas dan meminta pihak berwenang untuk mengusut segala bentuk teror digital yang mereka alami.