PDAM Sangasanga Hentikan Produksi Air Bersih, Diduga Tercemar Limbah Migas Pertamina

Tue, 24 Jun 2025 02:16:25 Dilihat 234 kali Author gerbang nusantara
IMG-20250624-WA0003

Kutai Kartanegara – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Mahakam Cabang Sangasanga resmi menghentikan sementara produksi air bersih akibat dugaan pencemaran air baku. Dugaan pencemaran ini berasal dari aktivitas pengeboran sumur migas milik PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field yang berlokasi di RT 04, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara.

 

Kepala Cabang PDAM Sangasanga, Maryati, dalam keterangan resminya menyampaikan, penghentian ini terpaksa dilakukan karena menurunnya kualitas air baku pada intake PDAM, yang menjadi sumber utama pasokan air bersih untuk masyarakat satu kecamatan.

 

Air yang saat ini masih didistribusikan, lanjutnya, hanya untuk kebutuhan Mandi, Cuci, dan Kakus (MCK) dan tidak layak untuk dikonsumsi.

 

“Tapi, distribusi ini bersifat darurat dan air yang disalurkan tetap dinyatakan tidak layak konsumsi karena berpotensi terkontaminasi,” jelas Maryati.

 

Pemberitahuan ini disampaikan melalui surat bernomor 690/15/PERUMDA-SSG/VI/2025 tertanggal 21 Juni 2025 dan juga ditembuskan ke Camat Sangasanga, Polsek, Danramil, serta sembilan kelurahan di wilayah terdampak.

 

Insiden bermula pada Kamis pagi, 19 Juni 2025, saat sumur LSE 1176 yang berada di Jalan Habibah, RT 04 Kelurahan Jawa, mengalami semburan lumpur bercampur gas saat proses pengeboran. Sejak saat itu, warga melaporkan munculnya bau menyengat mirip gas dari aliran parit dan sungai di sekitar permukiman.

 

Seorang warga bernama Nugraha menyampaikan bahwa kondisi air parit berubah menjadi keruh, berlumpur, dan beraroma tajam.

 

“Banyak warga mengeluh air PDAM berubah bau seperti minyak, bahkan sampai membuat sesak napas,” ungkapnya.

 

Limbah cair yang diduga berasal dari semburan sumur dilaporkan mengalir melalui sejumlah ruas jalan dan parit, termasuk di Jalan Kawasan dan Jalan Corong, dan akhirnya bermuara ke Sungai Sangasanga, yang lokasinya cukup dekat dengan intake PDAM.

 

Menanggapi hal ini, PT Pertamina EP Sangasanga Field menyampaikan bahwa semburan lumpur dan gas berhasil dihentikan pada Sabtu sore, 21 Juni 2025. Pernyataan ini disampaikan oleh Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan.

 

“Perusahaan telah menjalankan prosedur mitigasi dan penanganan secara cepat, terukur, dan berfokus pada keselamatan pekerja, masyarakat, fasilitas, serta lingkungan. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam peristiwa ini,” jelas Dony.

 

Pertamina juga telah membangun posko layanan kesehatan, membagikan air bersih dalam kemasan, serta berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan dampak lingkungan dapat segera ditangani.

 

“Perusahaan akan melakukan evaluasi atas kejadian ini untuk dijadikan pembelajaran dan mitigasi risiko di masa mendatang,” pungkas Dony.

 

Menurut pemantauan sementara, lanjut Dony, belum ditemukan indikasi adanya gas beracun yang membahayakan, dengan permukiman terdekat berada hampir satu kilometer dari titik semburan.

 

Meski kondisi diklaim telah terkendali, warga tetap menanti evaluasi menyeluruh atas dampak limbah terhadap kualitas lingkungan, terutama air Sungai Sangasanga dan jaringan distribusi PDAM. Sejumlah warga juga menyatakan akan segera melaporkan kejadian ini ke Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur dan Gakkum KLHK, agar dilakukan investigasi lingkungan secara transparan dan menyeluruh.

 

Kondisi lingkungan semakin memprihatinkan ketika pada Sabtu (21/6/2025), warga melaporkan bahwa bau minyak menyengat bahkan mulai tercium dari air PDAM yang mereka gunakan sehari-hari. Beberapa di antaranya mulai mengalami gangguan kesehatan ringan seperti sesak napas dan mual.

 

Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, M Samsun, turut menanggapi insiden ini. Ia menilai pencemaran lingkungan akibat aktivitas migas bukan kali pertama terjadi.

 

“Ini bukan pertama kali terjadi. Dulu sempat juga terjadi di Muara Badak, bahkan nelayan kerang pernah mengadu soal pencemaran. Ini harus menjadi catatan serius, karena kejadian seperti ini terjadi di beberapa titik,” ujar Samsun, Senin (23/6/2025).

 

Ia meminta Pertamina segera melakukan uji laboratorium terhadap kandungan air sungai dan mengambil langkah-langkah pemulihan secara cepat.

 

“Kalau terjadi pencemaran, pasti dari Pertamina. Karena hanya Pertamina yang punya izin menambang minyak di situ. Maka, mereka harus ambil tindakan cepat,” tegasnya.

 

Tak hanya kepada perusahaan, Samsun juga mendesak pihak pemerintah untuk aktif turun tangan.

 

“DLH dan semua badan lingkungan wajib bergerak. Jangan karena Pertamina itu BUMN, lalu tidak bisa dipanggil. Bisa, dan harus bertanggung jawab atas pencemaran ini,” pungkasnya.

 

Hingga berita ini dirilis, belum ada pernyataan resmi dari Dinas Lingkungan Hidup Kalimantan Timur terkait langkah teknis lanjutan terhadap dampak pencemaran lingkungan ini. Warga berharap ada solusi nyata untuk pemulihan kualitas air dan jam

inan ketersediaan air bersih di Sangasanga.

 

Baja Juga

News Feed

UU Reformasi BUMN Disahkan, Menteri & Wamen Dilarang Rangkap Jabatan, tapi…

Mon, 6 Oct 2025 09:55

Jakarta -Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI resmi mengesahkan revisi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)….

Etika Jurnalistik Indonesia: Menjaga Kredibilitas di Tengah Dinamika Digital

Mon, 6 Oct 2025 06:26

Oleh: Sabrinna Az Zahra Di era digital yang serba cepat dan penuh tantangan, etika jurnalistik di Indonesia menjadi isu yang…

Melawan Hoaks di Era AI: Kolaborasi Jurnalis dan Teknologi untuk Memperkuat Literasi Digital

Mon, 6 Oct 2025 04:10

Oleh: Riga Fasya Dwi Jamaludin, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi digital yang pesat ibarat pedang bermata dua. Di satu…

Jurnalistic Expo: Tantangan dan Peluang Etika Jurnalistik di Era Digital

Mon, 6 Oct 2025 02:43

Oleh: Sisilia Rosadi, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi media menuntut dunia jurnalistik di Indonesia beradaptasi…

Menjaga Integritas di Era Digital: Masa Depan Etika Jurnalistik Indonesia

Mon, 6 Oct 2025 02:28

Oleh: Kalyca Ninda Nf, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Di tengah derasnya arus transformasi digital dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI),…

Masyarakat Kukar Keluhkan Tarif Tol Balikpapan–Samarinda: Harga Selangit, Kualitas Jalan Buruk

Mon, 6 Oct 2025 01:52

Kalimantan Timur –Sejumlah  warga Kaltim salah satunya warga Kutai Kartanegara, menyampaikan keluhan terkait kondisi Jalan Tol Balikpapan–Samarinda (Balsam) yang dinilai…

Jurnalisme Indonesia di Era Disrupsi: Kini dan Nanti

Sun, 5 Oct 2025 13:43

Oleh: Filza Hayuning Wafa, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Media jurnalistik Indonesia tengah menghadapi tantangan sekaligus peluang besar di…

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor