Kutai Kartanegara -Masih dari Kecamatan Tabang, wilayah terjauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, anggota DPRD Kaltim Akhmed Reza kembali melanjutkan agenda kunjungan lapangan.
Kali ini, ia hadir di Desa Sidomulyo untuk bertemu langsung dengan masyarakat sekaligus melihat kondisi di lokasi.
Kehadiran legislator muda tersebut disambut antusias oleh warga.
Bagi masyarakat Sidomulyo, kunjungan semacam ini jarang terjadi, mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk menyampaikan beragam keluhan, mulai dari keterbatasan infrastruktur, layanan publik, hingga harapan agar desa mereka mendapat perhatian yang lebih besar dari pemerintah kabupaten, yang menggambarkan perasaan warga selama ini.
Ia menggunakan perumpamaan sederhana namun sarat arti untuk menjelaskan kondisi mereka.
“Tidak mengapa, seandainya ada yang mau menjadi penyelamat, ibaratnya kita seperti sedang menjahit kapal yang bocor agar bisa tetap berlayar. Kehadiran Bapak di sini menjadi penerang bagi kami yang selama ini hidup di jarak yang jauh dari perhatian. Bapak itu perlu ditanggapi, dan Bapak lainnya juga perlu mendengarkan. Ini adalah sejarah bagi masyarakat Sidomulyo,” ungkapnya.
Pernyataan itu mencerminkan rasa haru sekaligus syukur warga atas kehadiran wakil rakyat di desa mereka.
Meski masih banyak keterbatasan, kehadiran Akhmed Reza dipandang sebagai isyarat bahwa aspirasi masyarakat di daerah terjauh juga mulai diperhatikan.
Akhmed Reza menegaskan bahwa setiap aspirasi yang ia dengar di lapangan akan diperjuangkan lewat jalur legislatif.
Ia menilai penting bagi pemerintah daerah untuk memastikan pembangunan berjalan merata, tidak hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga desa-desa di ujung Kukar.
Bagi Reza, kehadirannya ke Tabang adalah bagian dari komitmen politik yang tidak bisa ditawar.
Aspirasi masyarakat harus dicatat, dikawal, dan diperjuangkan agar tidak berhenti hanya sebagai janji.
“Saya datang langsung untuk melihat kondisi, karena hanya dengan menyaksikan sendiri kita bisa benar-benar memahami persoalan yang dihadapi masyarakat,” ujarnya.
Bagi masyarakat Sidomulyo, kunjungan ini menjadi catatan penting. Mereka menyebutnya sebagai awal dari “sejarah desa” , sebuah istilah yang menandakan perjalanan panjang menunggu perhatian pemerintah. Setelah puluhan tahun menanti, kini mereka melihat ada tanda-tanda harapan.
Meski jalan panjang pembangunan masih harus dilalui, masyarakat percaya bahwa langkah kecil ini bisa menjadi awal dari perubahan besar. Dengan kehadiran wakil rakyat yang mau mendengar, Desa Sidomulyo berharap tidak lagi merasa terpinggirkan, melainkan menjadi bagian utuh dari pembangunan Kutai Kartanegara.