Penulis: Regina Nandita Fitriana, Mahasiswa Universitas Mulawarman
APBN ibarat rekening tabungan negara yang seharusnya digunakan untuk memperkuat Indonesia, namun kenyataannya sering terasa seperti pulsa yang habis tanpa jelas dipakai untuk apa. Program-program yang katanya penting kadang lebih terlihat sebagai ajang perebutan kursi dan proyek yang bernuansa pencitraan daripada benar-benar memberi manfaat bagi rakyat. Janji transparansi dan akuntabilitas keuangan negara pun sering terdengar manis di awal, tetapi pada praktiknya tidak jarang membuat publik bertanya-tanya: apakah laporan keuangan benar-benar akuntabel atau hanya sekadar akal-akalan? Karena itu, ketika membicarakan APBN, tidak cukup hanya melihat angka-angka di atas kertas, tetapi juga memahami dampaknya pada masyarakat yang masih harus memikirkan kebutuhan dasar sehari-hari.
APBN sejatinya bukan sekadar angka dan kalkulator, melainkan janji yang harus ditepati untuk masa depan bangsa. Jika pengelolaan keuangan negara terus dipenuhi drama, maka masyarakat akan semakin bingung untuk menentukan apakah harus percaya atau justru bersikap skeptis. Untuk itu, diperlukan langkah nyata agar pengelolaan keuangan negara dapat dipercaya. Transparansi harus diwujudkan secara nyata, bukan sekadar jargon atau pencitraan belaka. Setiap aliran dana harus bisa diakses dan diawasi publik dengan mudah, layaknya kita mengecek saldo dompet digital agar tidak ada ruang bagi penyalahgunaan. Generasi muda juga perlu dilibatkan dalam pengawasan, sebab mereka lebih akrab dengan teknologi dan mampu mendorong sistem pelaporan yang lebih efektif serta efisien.
Selain itu, anggaran negara sebaiknya benar-benar diarahkan pada program-program yang berdampak langsung bagi rakyat, bukan sekadar proyek yang hanya tampak indah untuk dipamerkan. Pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama, sebab dari sanalah kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Tidak kalah penting, evaluasi berkala harus terus dilakukan untuk menilai sejauh mana anggaran digunakan secara efektif. Keberanian untuk mengakui kesalahan dan melakukan perbaikan akan mencegah pengulangan masalah yang sama dan memastikan keuangan negara dikelola dengan lebih baik.
Dengan langkah-langkah tersebut, pengelolaan APBN dapat menjadi lebih transparan, efisien, dan dapat dipercaya publik. APBN sejatinya adalah instrumen penting pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional, terutama di tengah ketidakpastian global akibat gejolak geopolitik, fluktuasi harga komoditas, dan dampak perubahan iklim. Lebih dari itu, APBN juga berfungsi sebagai sarana transformasi ekonomi jangka panjang melalui investasi yang strategis, pendidikan vokasi, penguatan UMKM, dan pengembangan pertanian rakyat. Agar semua itu benar-benar terwujud, transparansi dan pengawasan publik harus menjadi fokus utama sehingga pengelolaan anggaran negara tidak lagi dipenuhi drama, melainkan benar-benar membawa perubahan positif bagi Indonesia.