Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14:37 Dilihat 28 kali Author gerbang nusantara
2148971011

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta

Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di Indonesia tengah diuji. Mulai dari maraknya disinformasi saat pemilu hingga ancaman hukum dan kekerasan terhadap pekerja media.

Data pemeriksa fakta menunjukkan lonjakan hoaks yang signifikan. Litbang MAFINDO mencatat, dalam setengah tahun 2024 ditemukan 2.119 hoaks—angka yang hampir menyamai total temuan sepanjang 2023. Fenomena ini menempatkan jurnalisme cek fakta sebagai garda terdepan dalam menjaga kebenaran publik.

Hasil survei Katadata Insight Center (2021) mengungkap bahwa 30–60 persen masyarakat Indonesia terpapar hoaks saat beraktivitas di internet. Lebih memprihatinkan lagi, hanya sekitar 21–36 persen yang sadar dan mampu mengenali bahwa informasi tersebut adalah hoaks.

“Yang lebih mengkhawatirkan lagi, dari sekian banyak yang terpapar, hanya sekitar 21% hingga 36% yang benar-benar sadar dan mampu mengenali bahwa informasi tersebut adalah hoaks,” ujar Alfons, Pemeriksa Fakta dari Tirto.id, dalam pemaparan materi di acara Jurnalistik Expo Day 2025 di Auditorium Perpustakaan PNJ, 29 September 2025.

Kondisi ini diperkuat oleh survei Tirto bersama Jakpat (2023), yang menunjukkan 37,87 persen orang Indonesia pernah secara tidak sengaja ikut menyebarkan informasi hoaks.

Faktor yang Melemahkan Jurnalisme

Beberapa faktor memperlemah proses verifikasi berita, antara lain tekanan ekonomi media lokal, derasnya arus konten tanpa verifikasi, serta regulasi multitafsir seperti revisi UU ITE yang kerap digunakan untuk mengkriminalisasi kritik dan membungkam kebebasan pers.

Kasus pencabutan sementara akses wartawan ke Istana karena pertanyaan kritis menggambarkan bagaimana otoritas dapat membatasi ruang kerja pers. Meski akses dipulihkan, peristiwa tersebut memicu keprihatinan akan perlindungan jurnalis.

Selain itu, fenomena clickbait journalism dan native advertising tanpa label “iklan” semakin memperburuk kaburnya batas antara berita dan promosi. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) pun menambah kompleksitas. Dengan teknologi voice cloning dan synthetic video, konten palsu bisa dibuat seolah nyata sehingga masyarakat kesulitan membedakan fakta dari rekayasa.

Kebenaran yang Terkikis

Jika kebenaran jurnalistik terus dipertanyakan, masa depan jurnalisme Indonesia berisiko menghadapi tiga kemungkinan:

1. Normalisasi kebohongan digital – Masyarakat semakin terbiasa hidup dalam informasi palsu, dengan batas yang kabur antara berita dan opini.

2. Redaksi tanpa jurnalis – Otomatisasi media menggantikan reporter manusia, menghilangkan verifikasi moral dan empati sosial.

3. Ketakutan jurnalisme – Tekanan hukum dan politik membuat jurnalis memilih diam, menciptakan ruang kosong yang memberi kekuasaan tanpa koreksi.

Kini, kebenaran jurnalistik di Indonesia berada dalam ancaman ganda: manipulasi digital dan represi politik. Kecepatan informasi mengalahkan ketelitian, algoritma menggeser etika, dan hukum kerap menghantam para pelapor kebenaran.

Jika kondisi ini dibiarkan, masa depan jurnalisme bukan lagi tentang mencari kebenaran, melainkan mempertahankan keberanian untuk menyuarakannya.

Baja Juga

News Feed

Rudal KHAN Hadir di Tenggarong, Jamin Pertahanan Strategis IKN dan Kalimantan

Sun, 5 Oct 2025 11:01

Tenggarong —Sistem rudal balistik KHAN buatan Turki (Roketsan) resmi ditempatkan di Batalion Artileri Medan 18, Tenggarong, Kalimantan Timur. Kehadiran alutsista…

Mengawasi AI: Jurnalis Indonesia Bertransformasi Menjadi Operator dan Kurator Data

Sun, 5 Oct 2025 09:37

Oleh: Raden Muhammad Fajar Visandy, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) tengah mengguncang dunia jurnalistik di…

Tantangan dan Arah Baru Media Jurnalistik Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 06:59

Oleh: Maria Elisabeth Sitanggang, Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta Perubahan besar tengah melanda dunia media seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Arus…

Masa Depan Jurnalistik di Tangan Generasi Muda

Sun, 5 Oct 2025 06:31

Oleh: Intan Nur Anwari, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta – Dunia media tengah mengalami perubahan besar di era digital. Semangat…

Menuju Krisis Kepercayaan Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 05:14

Penulis: Muhammad Briyan Prama Irwansyah, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jakarta –Di tengah derasnya arus penyebaran informasi digital, “kebenaran” jurnalistik di…

Mencari Arah Kebenaran di Tengah Perubahan Wajah Jurnalisme

Sun, 5 Oct 2025 03:53

Penulis: Gustina Nurma Larasati, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Kebenaran jurnalistik di Indonesia kini sedang diuji dalam situasi yang belum pernah…

Masa Depan Jurnalisme Indonesia: Antara Teknologi, Etika, dan Kepercayaan Publik

Sun, 5 Oct 2025 03:42

Penulis: Salma, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan media jurnalistik di Indonesia terus mengalami perubahan signifikan dalam dua dekade terakhir. Dari…

Media Jurnalistik Indonesia: Dari Ruang Redaksi ke Ruang Digital

Sun, 5 Oct 2025 03:04

Oleh: Hasna Khalishta Afza, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Perkembangan media jurnalistik di Indonesia kini berjalan lebih cepat dibanding dekade sebelumnya….

Nasib Kebenaran Jurnalisme di Tengah Orkestrasi Fakta

Sun, 5 Oct 2025 02:50

Oleh: Laura Diandra Salzabilla, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Masifnya pergerakan buzzer pasca Pemilu 2024 mengubah wajah ruang publik digital di…

Kebenaran Jurnalistik di Persimpangan Jalan: Melawan Disinformasi dan Menjaga Integritas Media Indonesia

Sun, 5 Oct 2025 02:10

Penulis: Najma Khaila, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Dunia jurnalistik di Indonesia saat ini berada di persimpangan yang krusial. Di satu…

Berita Terbaru

Teknologi

Pendidikan

Visitor