Penulis: Intan Maharani, Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Dunia perkuliahan bukan hanya soal menghadapi tumpukan tugas dan ujian yang berat. Banyak mahasiswa merasa tertekan oleh beban mental, seperti stres dan kecemasan yang mengganggu konsentrasi belajar. Dalam kondisi seperti ini, dukungan dari pasangan yang positif bisa menjadi salah satu semangat yang berarti.
Menurut psikolog Dr. Lisa Feldman Barrett, dukungan emosional dari pasangan mampu mengurangi stres dan meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Pasangan yang positif, yang memberi perhatian dan pengertian, dapat membantu mahasiswa menghadapi tekanan akademik dengan lebih tenang dan fokus. Dengan adanya dukungan ini, motivasi belajar mahasiswa cenderung meningkat dan semangat mereka untuk meraih prestasi menjadi lebih kuat.
Makna Cinta dan Dukungan
Cinta dalam konteks kehidupan mahasiswa sering kali tampil dalam bentuk sederhana, seperti perhatian, pengertian, dan dukungan yang tulus dari pasangan. Saat seorang mahasiswa memiliki pasangan yang bisa menjadi tempat berbagi cerita dan keluh kesah, hal tersebut memberikan kekuatan emosional yang membantu mereka bertahan di tengah kesibukan dan tekanan kuliah. Dukungan yang nyata ini memberikan rasa aman dan kenyamanan yang dibutuhkan dalam proses belajar.
Banyak yang beranggapan cinta hanya soal kebahagiaan dan kemesraan, padahal dalam dunia akademik, cinta juga berarti tanggung jawab dan saling mendukung satu sama lain. Ketika seseorang merasa dicintai dan dihargai, hal ini meningkatkan kepercayaan diri dan semangatnya dalam menjalani berbagai tantangan di kampus, mulai dari menyelesaikan tugas hingga menghadapi ujian.
Karakteristik Hubungan Positif
Seorang psikolog Robert Sternberg, menjelaskan bahwa cinta sehat terdiri dari tiga komponen utama: keintiman, gairah, dan komitmen. Keintiman memberikan rasa aman, gairah memicu semangat, dan komitmen menjaga keberlanjutan hubungan. Ketiga elemen ini secara tidak langsung menciptakan kestabilan emosi yang dibutuhkan mahasiswa agar tetap fokus dan konsisten belajar.
Hubungan positif antara pasangan mahasiswa bukan hanya soal kasih sayang, tetapi juga tentang bagaimana mereka saling membangun semangat dan fokus. Salah satu karakteristik utama hubungan yang sehat adalah adanya komunikasi terbuka. Pasangan yang bisa berbagi cerita, kekhawatiran, dan harapan tanpa takut dihakimi biasanya memiliki ikatan yang kuat.
Selain itu, dukungan emosional yang konsisten menjadi ciri lain dari hubungan yang sehat. Pasangan yang selalu hadir di saat suka dan duka membantu mahasiswa menjaga keseimbangan emosionalnya. Mereka menjadi sumber motivasi yang menguatkan tekad untuk menyelesaikan studi dengan baik.
Strategi Membangun Hubungan Positif
Walaupun hubungan romantis bisa memberi dorongan semangat, hal itu butuh komitmen dan kesadaran bersama.Beberapa strategi yang bisa dilakukan mahasiswa agar hubungan tetap mendukung perkembangan akademik antara lain:
1. Menjaga komunikasi terbuka, agar kedua pihak bisa saling memahami tanpa salah paham.
2. Menghargai waktu dan kesibukan masing-masing, terutama saat masa tugas atau ujian.
3. Memberikan dukungan emosional, misalnya dengan menyemangati atau sekadar mendengarkan keluhan pasangan.
4. Membina kepercayaan, agar tidak mudah curiga dan tetap fokus pada prioritas.
5. Mendukung tujuan dan impian masing-masing, bukan saling membatasi.
Cinta bisa menjadi energi positif yang menguatkan mahasiswa dalam menghadapi tekanan akademik. Dukungan emosional dari pasangan mampu meningkatkan fokus, ketenangan, dan motivasi belajar. Karena itu, hubungan positif layak dijaga sebagai sumber semangat dalam perjalanan kuliah.