Penulis: Reno, Mahasiswa Universitas Mulawarman
Pergantian pucuk pimpinan di Kementerian Keuangan pada 9 September 2025 senantiasa menjadi peristiwa yang menyita perhatian publik, mengingat peran sentral lembaga ini dalam mengelola denyut nadi perekonomian nasional. Di pundak Purbaya Yudhi Sadewa kini bertumpu harapan besar sekaligus tantangan kompleks yang mengiringi transisi kepemimpinan.
Momen ini menandai babak baru yang menuntut respons sigap dan terukur terhadap dinamika ekonomi global maupun domestik yang terus berubah. Era Purbaya Yudhi Sadewa menjanjikan harapan akan inovasi dan keberlanjutan kebijakan, namun juga memikul tanggung jawab berat untuk menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan inklusif, serta memastikan fondasi ekonomi yang kokoh bagi generasi mendatang.
Salah satu tantangan paling mendesak bagi Menteri Keuangan baru adalah menjaga stabilitas ekonomi di tengah pusaran ketidakpastian global yang tak kunjung mereda. Gejolak geopolitik yang memicu instabilitas regional, fluktuasi harga komoditas yang memengaruhi pendapatan negara, serta kebijakan moneter negara-negara maju yang berdampak pada arus modal, semuanya berpotensi mengguncang perekonomian Indonesia.
Data empiris menunjukkan fluktuasi dengan tingkat inflasi tahunan pada Juli tercatat 2,37% (naik dari 1,87% pada Juni). Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 13 bulan terakhir. Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang resilien, inflasi tetap menjadi momok yang menggerogoti daya beli masyarakat.
Kebijakan fiskal yang hati-hati namun tetap ekspansif menjadi kunci utama. Ini berarti menjaga defisit anggaran tetap terkendali dalam batas aman, sekaligus mengalokasikan anggaran secara efisien untuk program-program prioritas yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat. Selain itu, penting untuk memperkuat koordinasi dengan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar, mengendalikan inflasi, serta memastikan ketersediaan likuiditas yang memadai bagi sektor riil.
Di sisi lain, transisi kepemimpinan ini juga membuka peluang untuk melanjutkan dan memperdalam reformasi kebijakan yang telah dirintis sebelumnya. Reformasi perpajakan, misalnya, masih memiliki ruang untuk ditingkatkan secara signifikan. Perluasan basis pajak melalui digitalisasi dan penegakan hukum, peningkatan kepatuhan wajib pajak melalui insentif dan disinsentif, serta penyederhanaan sistem perpajakan melalui harmonisasi peraturan dapat meningkatkan penerimaan negara secara berkelanjutan serta menciptakan sistem yang lebih adil dan efisien.
Selain itu, pengelolaan utang negara perlu terus ditingkatkan untuk memastikan keberlanjutan fiskal jangka panjang. Diversifikasi sumber pendanaan, pengelolaan risiko utang yang hati-hati, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan utang dapat membantu mengurangi risiko sekaligus menekan biaya utang.
Secara keseluruhan, transisi di kursi Menteri Keuangan ini adalah kesempatan emas untuk memperkuat fondasi ekonomi Indonesia dan mewujudkan pertumbuhan yang inklusif serta berkelanjutan. Era Purbaya Yudhi Sadewa akan diuji oleh berbagai tantangan, namun juga dibekali dengan peluang besar untuk melakukan perubahan positif. Dengan kepemimpinan yang kuat, strategi fiskal yang adaptif, reformasi yang berkelanjutan, sinergi yang solid dengan kebijakan moneter, serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai tujuan ekonominya dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.